Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan masyarakat, Prof. Hasbullah Thabrany menilai rendahnya disiplin masyarakat dalam menjalankan serta mematuhi pembatasan sosial dapat menambah atau menaikkan kasus-kasus COVID-19 dalam waktu yang lebih lama.
"Tantangannya bagi kita adalah karena COVID-19 ini seperti saya sampaikan menular dari manusia kepada manusia, tetapi kita punya masalah besar di Indonesia bahwa disIplin masyarakat kita sangat rendah," ujar Prof. Hasbullah Thabrany dalam seminar daring di Jakarta, Selasa malam.
Dia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak memiliki disiplin tinggi seperti rakyat Korea Selatan, Jepang dan Tiongkok. Selain itu rakyat Indonesia juga bukan termasuk rakyat yang patuh pada aturan atau patuh pada anjuran pemerintah.
Baca juga: MPR ajak masyarakat beri sumbangan gotong royong lawan COVID-19
Sayangnya masyarakat kita, lanjut dia, juga belum mematuhi pemimpin ulama atau tokoh agamanya, masyarakat kita belum sampai pada level ketaatan yang cukup kepada ulama.
"Dengan demikian kasus-kasus vCOVID-19 ini akan terus berlangsung untuk waktu yang mungkin akan lebih lama dibandingkan negara-negara lainnya dimana kasus COVID-19 mengalami penurunan," kata Prof. Hasbullah Thabrany.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa negara-negara yang pernah menjadi episentrum COVID-19 seperti Iran, Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang sudah mengalami penurunan kasus, namun di Indonesia masih mengalami peningkatan.
Baca juga: Kemensos bagikan 12.000 masker dan 600 hand sanitizer ke 3 rumah sakit
"Apa yang bisa dilakukan? saya kira kalau pemerintah terlalu diandalkan maka tidak akan mungkin, maka kita semua harus berperan sebagai komplementer atau suplementer dimana kita mengisi apa yang kurang supaya kita bisa mencegah keluarga, tetangga dan teman agar tidak terinfeksi COVID-19," ujarnya.
Selain itu publik juga diminta untuk menyebarkan berita benar bukan hoaks dalam upaya penanggulangan COVID-19 ini. Prof. Hasbullah Thabrany juga mengimbau publik harus bersabar hingga pandemi tersebut berakhir, setelah berakhir barulah masyarakat bisa pulang kampung atau melakukan pertemuan seperti halal bi halal dan sebagainya.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya disiplin kolektif dalam mengatasi wabah COVID-19.
Ia mengatakan bahwa semua harus disiplin mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penularan virus corona penyebab COVID-19.
Baca juga: Mufti Anam setuju kebijakan peniadaan THR ke pejabat negara
Baca juga: Luhut sebut penghentian operasi KRL tidak semudah membalik tangan
Baca juga: Pemprov Jatim siapkan "rapid test" kedatangan pekerja migran
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020