Jakarta (ANTARA) - Para penggemar sepak bola dan penikmat konser musik di Jerman bisa saja dilarang menyaksikan tim dan band favorit mereka tampil langsung di negeri itu selama 18 bulan karena virus corona, kata seorang pakar sains seperti dikutip AFP yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Membiarkan stadion dan tempat konser musik tutup sampai 2021 "sudah pasti akan sangat bijaksana", kata Gerald Haug, presiden Akademi Sains Leopoldina yang menjadi penasihat pemerintahan Angela Merkel dalam langkah-langkah melawan virus corona baru.
Dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi ARD Senin kemarin, Haug menambahkan bahwa sampai satu setengah tahun ke depan "kita harus wait and see. Ada juga perhitungan yang lebih optimistis mengenai situasi ini."
"Tapi itu sudah pasti memerlukan beberapa bulan lagi, itu bisa sampai satu setengah tahun," kata dia.
Baca juga: Bundesliga terancam merugi, separuh klub divisi dua di ambang bangkrut
Baca juga: Merkel sebut solidaritas dibutuhkan untuk perangi virus corona
Liga Sepak Bola Jerman (DFL) sudah menangguhkan semua pertandingan Bundesliga pada 13 Maret tetapi akan bertemu Jumat ini guna merundingkan apakah sepak bola bisa dilanjutkan lagi awal Mei nanti yang kemungkinan besar dimainkan dalam stadion tertutup tanpa penonton.
DFL menyatakan akan memprioritaskan rekomendasi otoritas kesehatan dalam melanjutkan kompetisi liga.
Sudah tutup sejak pertengahan Maret, balai-balai konser dan venue-venue olah raga di seluruh Jerman masih tutup sampai pemberitahuan berikutnya.
Pada Senin, Akademi Sains Leopoldina Academy mendukung kembali "selangkah demi selangkah" menuju kondisi normal seandainya angka-angka untuk kontaminasi baru akibat virus itu menunjukkan stabil pada level rendah dan jika "langkah-langkah higiene dipertahankan."
Sejauh ini korban meninggal dunia akibat virus corona di Jerman masih di bawah angka 3.000 orang.
Baca juga: Perdebatan bergulir seputar dimulainya pelatihan klub Bundesliga
Baca juga: Bundesliga bisa jadi liga domestik pertama yang berlanjut
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020