Jakarta (ANTARA News) - Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan pertama 2009 mencapai 96,91 atau menurun dibandingkan triwulan empat 2008 yang saat itu sebesar 102,19, demikian Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, Senin.
BPS menyebutkan, sebagian besar sektor ekonomi mengalami penurunan indeks, kecuali sektor listrik, gas, dan air bersih (ITB 105,38). Hal ini terjadi karena turunnya pendapatan usaha, kapasitas produksi dan jumlah jam kerja.
Pendapatan usaha sektor industri pengolahan mengalami penurunan terbesar, sebaliknya pendapatan usaha sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan.
Indeks sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 107,88, jasa 102,96, industri pengelolaan turun menjadi 89,86, sebaliknya sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan meningkat menjadi 107,88.
Begitu juga dengan nilai ITB triwulan kedua 2009 diperkirakan sebesar 98,35 yang berarti baik pada triwulan pertama maupun triwulan kedua kondisi bisnis tetap menurun.
"Namun penurunanya lebih lambat dibandingkan triwulan pertama 2009," imbuhnya.
Sebagian besar sektor ekonomi pada triwulan kedua tahun ini diperkirakan turun kecuali sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, dan jasa-jasa, semntara sektor yang penurunan bisnisnya terbesar adalah industri pengolahan.
Indeks tendensi bisnis adalah indikator perkemabngan ekonomi terkini yang datanya diperoleh Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan BPS bekerjasama dengan Bank Indonesia.
Survei ini dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia, sementara jumlah sampel STB triwulan pertama 2009 sebanyak 2.300 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pemimpin perusahaan. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009