Karakteristik ekonomi Sumsel yang bertumpu pada sektor ekspor dan konsumsi rumah tangga

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan bakal terkoreksi signifikan terdampak penyebaran virus corona (COVID-19).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, Selasa, mengatakan, hal ini tidak terlepas dari karakteristik ekonomi Sumsel yang bertumpu pada sektor ekspor dan konsumsi rumah tangga.

“Pada triwulan I ini belum begitu terlihat karena corona mulai masuk di pertengahan Maret, tapi di triwulan II dipastikan akan sangat signifikan terkoreksinya,” kata dia.

Ia mengatakan, BI saat ini sedang melakukan analisa mendalam mengenai angka penurunan pertumbuhan ekonomi Sumsel setelah sebelumnya pada Februari telah melakukan revisi pertama dengan memperkirakan bakal turun 5,0-5,5 persen dari 5,5-5,9 persen.

Revisi pertumbuhan ekonomi yang kedua tak lepas dari kondisi terkini yang terjadi pada perekonomian secara global, nasional dan regional.

Sumsel yang selama ini menjadi daerah pengekspor karet, sawit, batubara mengalami dampak cukup dalam akibat penyebaran virus corona ini karena negara pengimpor seperti China dan India menurunkan permintaan.

Bukan hanya permintaan, dari sisi harga juga secara simultan bergerak turun sejak Januari 2020.

Sementara dari sisi ekonomi domestik, ia menjelaskan, adanya pembatasan aktivitas melalui social distancing dan physical distancing telah berpengaruh pada iklim dunia usaha.

Padahal, Sumsel dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 8 juta jiwa, selama ini bertumpu pada sektor konsumsi rumah tangga untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Komponen konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 60 persen terhadap total produk domestik regional bruto (PDRB).

Harapannya tinggal pada jaring pengaman sosial, karena dimana-mana saat ada krisis maka yang dioptimalkan adalah bantuan langsung, kata dia.

“Pemerintah sudah mulai merealisasikannya dengan mengalokasikan dana cukup besar, mulai dari kartu prakerja, bantuan tunai langsung, hingga diskon pembayaran listrik dan air PDAM,” kata dia.

Baca juga: Pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,5 - 5,5 persen pada 2021
Baca juga: Akibat corona, BI revisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020