Kebakaran terjadi pada Selasa dini hari sekira pukul 00.00 WIB, sehingga api sempat membesar karena pasar dalam keadaan sepi

Jambi (ANTARA) - Pasar Tradisional Kramat Tinggi di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi dilalap "si jago merah" hingga nyaris rata dengan tanah dan belasan kios pedagang ludes terbakar.

"Kebakaran terjadi pada Selasa dini hari sekira pukul 00.00 WIB, sehingga api sempat membesar karena pasar dalam keadaan sepi," kata Wakil Ketua Komandan Regu Dinas Pemadam Kebakaran Batanghari Amrullah Apek di Batanghari, Selasa.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab kebakaran di pasar tradisional tersebut. Namun menurut dugaan sementara api berasal dari korsleting arus pendek aliran listrik di salah satu kios.

Dijelaskan salah seorang petugas keamanan Pasar Tradisional Kramat Tinggi Doni, salah satu pedagang saat hendak menyusun barang dagangan melihat percikan api.

Namun saat pertama kali melihat, percikan api tersebut diduga cahaya lampu, namun setelah beberapa saat terjadi kobaran api yang membakar kios-kios di pasar tersebut.

Ada sebanyak 15 kios pedagang yang terbakar dan hampir rata dengan tanah. Kios-kios yang terbakar tersebut merupakan kios pedagang makanan, sarapan pagi, dan pedagang bumbu masak.

"Melihat api semakin membesar kita langsung menghubungi pemadam kebakaran dan BPBD," kata Doni.

Proses pemadaman api cukup sulit dilakukan karena kios berada di dalam pasar, sehingga armada pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau lokasi kebakaran. Proses pemadaman kebakaran dapat dilaksanakan setelah salah seorang warga memberi akses selang air dari rumahnya untuk proses pemadaman.

Proses pemadaman kebakaran dapat dilaksanakan dalam kurun waktu satu jam. Belum dapat ditafsirkan berapa kerugian yang diakibatkan kebakaran tersebut. Namun kios-kios yang terbakar tersebut seluruhnya hampir rata dengan tanah.

Baca juga: Puluhan kios Pasar Angso Duo terbakar

Baca juga: Belasan kios di Jambi terbakar

Baca juga: "Pasar Beduk Jambi" jadi kolase kue tradisional

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020