KUALA LUMPUR (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur berhasil mengirimkan lebih kurang 600 paket bantuan kepada para WNI yang terisolasi di Hulu Langat Selangor karena tempat tinggal mereka masuk kawasan Perintah Kawalan Pergerakan Diperketat (PKPD) akibat COVID-19.
"Alhamdulillah Senin kemarin tim berhasil menembus zona merah Hulu Langat yang sudah sejak tiga Minggu lalu KBRI usahakan untuk masuk. Ini suatu perjuangan panjang," ujar Sekretaris I KBRI Kuala Lumpur, Soeharyo Tri Sasongko di Kuala Lumpur, Selasa.
Pemerintah Malaysia telah melakukan isolasi atau PKPD terhadap tujuh desa di Hulu Langat Negara Bagian Selangor mulai (30/3) setelah 71 warga tahfiz diantara 274 penghuni Maahad Tahfiz An- Nabawiyyah di Batu 23 Sungai Lui dinyatakan positif COVID-19.
PKPD tersebut melibatkan 3.918 orang penduduk meliputi 700 rumah termasuk tujuh kampung yaitu dua perkampungan "orang asli" dan lima perkampungan Melayu.
Dia mengatakan truk yang membawa logistik tidak bisa mencapai titik lokasi langsung namun hanya sampai perbatasan yang diizinkan sehingga bantuan dipindahkan ke mobil bulan sabit merah Malaysia sebab hanya petugas berbaju hazmat saja yang diizinkan melalui lokasi terdampak.
Soeharyo Tri Sasongko mengatakan pihaknya mendatangi lokasi tersebut setelah ada salah satu perwakilan warga terdampak PKPD yang menghubungi kedutaan.
"Yang menghubungi Pak Oni asal Semarang. Lalu kami minta tolong yang bersangkutan mendata WNI dalam area PKPD yang butuh bantuan. Akhirnya dapat sekitar 500-an WNI dan nomor paspornya. Kami kasih lebih supaya bisa untuk tambahan di sana," katanya.
Soeharyo mengatakan KBRI juga minta tolong Atase Kepolisian (Atpol) untuk koordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) kemudian konsuler juga koordinasi dengan Jabatan Kebajikan Malaysia (JKM) dan Bulan Sabit Merah untuk bisa akses ke daerah PKPD.
"Setelah mendapatkan ijin, baru kita bisa bawa bantuan sampai dengan bilik gerakan PKPD di Dewan Serbaguna Sungai Lui, Hulu Langat," katanya.
Konvoi truk dari KBRI Kuala Lumpur membawa satu orang staf KBRI dan satu orang PDRM Bukit Aman dengan menempuh jarak sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit serta melalui razia kendaraan atau road block kurang lebih enam sampai tujuh kali.
"Mohon doanya supaya kami semua keluarga KBRI tetap sehat dan bisa terus mendistribusikan bantuan," katanya.
Baca juga: Anggota DPR: perlu strategi khusus pulangkan WNI di Malaysia
Baca juga: Relawan Muslim KL suplai makanan WNI terisolasi di dua flat
Baca juga: 13 WNI di Kuala Lumpur diisolasi di Apartemen Menara City One
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020