Kabul (ANTARA News/AFP) - Seorang prajurit Inggris anggota aliansi pimpinan NATO di Afghanistan tewas dalam ledakan bom di wilayah selatan yang dilanda pemberontakan, kata sejumlah pejabat di Kabul dan London, Minggu.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengatakan, prajurit itu tewas Sabtu "akibat ledakan bom improvisasi di Afghanistan selatan".
Di London, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, ledakan itu terjadi di dekat Sangin di provinsi Helmand yang dilanda kekerasan.
"Dengan sangat sedih Kementerian Pertahanan harus mengkonfirmasi bahwa seorang prajurit Inggris dari Resimen Zeni 38 yang bekerja untuk Kelompok Tempur Batalyon II The Rifles tewas akibat sebuah ledakan yang terjadi ketika ia sedang berpatroli di dekat Sangin," kata kementerian itu.
Nick Richardson, jurubicara Satuan Tugas Helmand, mengatakan, "Prajurit rekan saya tewas demi negaranya dan kebebasan rakyat Afghanistan, tidak ada pengorbanan yang lebih besar dari ini."
ISAF memiliki hampir 58.000 prajurit dari 40 negara yang ditempatkan di Afghanistan untuk memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya serta membangun pasukan keamanan Afghanistan.
Sepanjang tahun ini hampir 110 prajurit internasional tewas di Afghanistan, sebagian besar akibat serangan musuh.
Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.
Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan internasional yang mendukung mereka.
Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.
Pemerintah baru AS berencana mengirim 21.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.
Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009