Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) menyatakan siap menghidupkan kembali mesin politik untuk memenangkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Mega-Pro) di pilpres mendatang.
"Kami akan buktikan, bahwa suara pemilih Pakar Pangan itu signifikan. Untuk itu kami instruksikan seluruh kader dan impatisan partai, untuk memilih Mega-Pro," kata Sekjen Pakar Pangan Jackson Kumaat, di Jakarta, Minggu, sehubungan deklarasi Mega-Pro di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi.
Jackson mengklaim, partainya sebenarnya lolos syarat "parliamentary thresholt" (PT) atau ambang batas perolehan suara agar partai diikutsertakan dalam perhitungan kursi di DPR, karena kartu tanda anggota (KTA) partai mencapai tujuh juta lembar.
Ia mengatakan buruknya kinerja KPU dalam menentukan daftar pemilih tetap (DPT), menjadi penyebab banyaknya kader dan simpatisan Pakar Pangan yang tidak mendapatkan hak suara di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS).
"Kami sudah yakinkan Bu Mega dan Pak Prabowo, bahwa jumlah kader dan simpatisan Pakar Pangan, mampu mengantarkan Mega-Pro memenangkan pemilu presiden. Kalau perlu, tanpa harus masuk ke putaran kedua," ujarnya.
Jackson menegaskan, mesin politik yang dimiliki Pakar Pangan belum mengalami perubahan, namun ada beberapa penambahan unsur. Antara lain, kalangan pelajar yang berusia 17 tahun, kalangan pengusaha yang golput pada Pemilu Legislatif 2009, dan komunitas lainnya. "Selama ini, komunikasi kader partai dengan mereka, masih intens," ungkap dia.
Menanggapi upaya sinkronisasi dengan Tim Sukses PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan partai politik lainnya, Jackson menganggap hal itu bukan merupakan masalah. "Tim Pakar Pangan akan bekerja saling mendukung Mega-Pro, dan mengisi kekurangan yang terjadi di lapangan," katanya.
Selain itu, kesamaan visi-misi ekonomi kerakyatan yang diusung Mega-Pro, termasuk
ideologi Pancasila yang nasionalis, justru akan memperkuat ujung tombak para kader. "Mustahil ada gesekan di antara kami, karena kami ini bersaudara," ujar dia.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009