Bekasi (ANTARA News) - Calon presiden Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa rakyat memanggil dirinya dan Prabowo Subianto untuk membangun kembali Indonesia.

"Beberapa menit lalu beribu rakyat, terdiri dari petani, pemulung dan sebagainya datang ke Bantar Gebang guna menyampaikan harapan dan optimismenya agar kita membangun bangsa Indonesia," ujar Megawati ketika memberikan sambutannya pada acara deklarasi pencalonan dirinya dan Prabowo sebagai capres-cawapres di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang, Minggu.

Megawati meminta ribuan orangyang hadir agar sanggup memberikan dukungannya kepada pasangan calon.

Di hadapan kadernya yang diklaim panitia mencapai 50 ribu orang itu, Megawati menegaskan bahwa perjuangan keras dari kader dan rakyat yang hadir serta rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, menjadikan dirinya tiba pada satu tekad mendeklarasikan pasangan Megawati/Prabowo.

"Atas nama rakyat deklarasi ini kami umumkan tanda akan maju sebagai capres/cawapres untuk berjuang memimpin bangsa pada 2009-2014," kata Megawati yang didampingi Prabowo.

Di akhir deklarasinya, putri Bung Karno menanyakan kesanggupan seluruh kader partai dan massa yang hadir untuk memperjuangkan kedua calon agar terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Prabowo Subianto, pasangan Megawati dalam pencalonan, menanyakan pula kepada hadirin, "apakah kita akan meneruskan sistim yang salah?".

"Sistem yang dibangun tidak berhasil membawa rakyat menuji sejahtera dan sulit mendapatkan kebutuhan untuk makan," ujar putra begawan ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo, itu.

Ia menegaskan yang diinginkan rakyat sebetulnya sederhana tapi sangat penting. Ia minta agar rakyat memberikan kepercayaan pada pasangan itu untuk membangun dan memimpin negeri.

"Mari bersama-sama rebut kembali kedaulatan rakyat dan kembalikan pada rakyat." ujarnya.

Dalam deklarasi tersebut, terlihat banyak massa menggunakan kaos merah bertuliskan "Megawati atau tidak sama sekali". Seorang kakek terlihat membawa pigura lukisan Bung Karno yang dibuat Basuki Abdullah bertuliskan "Amanat untuk Rakyat Indonesia".(*)

Pewarta:
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009