Palembang (ANTARA News) - Rokok menjadi penyebab 9,8 persen kematian di Indonesia, kata Dr. Taufik Indrajaya, SpPD, dari Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Palembang, mengutip hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004.
Di Tanah Air, rokok menjadi penyebab dari sekitar 5 persen stroke, penurunan atau penundaan kemampuan hamil pada wanita, meningkatnya risiko impotensi pria sampai 50 persen, dan membuat proses kelahiran bermasalah.
Taufik menguraikan, ada 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok di mana 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (penyebab kanker) yang lebih banyak muncul sebagai efek samping (merokok pasif).
Karbon monoksida (CO) ternyata lima kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping dari pada asap utama (perokok).
Oleh karena itu, saat merokok zat-zat aktif dalam tembakau yang terbakar dengan cepat dan efektif memasuki darah dengan cara absorpsi ke paru-paru via alveoli.
Paru-paru memiliki sekitar 300 juta alveoli menyamai area seluas lebih dari 70 meterpersegi (seukuran lapangan tenis), sehingga memicu berbagai reaksi kimia di ujung-ujung saraf, karena saat tembakau dibuat rokok sebagian besar Nikotin dibakar sehingga satu dosis sudah cukup membuat orang tergantung.
Dampak rokok terhadap kesehatan sangat buruk, sebab rokok merusak hampir seluruh organ tubuh manusia, dan dapat menimbulkan banyak penyakit, sedikitnya 24 penyakit fatal antara lain kanker dan serangan jantung.
1,3 Miliar Perokok
Jumlah perokok di seluruh dunia sendiri akan mencapai 1,3 miliar orang pada 2010, kata Taufik Indrajaya.
Pada seminar "Dampak Merokok Terhadap Kesehatan" di selenggarakan mahasiswa fakultas kedokteran tersebut, Taufik Indrajaya mengungkapkan, di seluruh dunia, sampai 2002 sekitar 20 persen remaja usia 13-15 tahun merokok.
Sekitar 80-100 ribu anak diantaranya merokok setiap hari dan setengahnya hidup di Asia. Setengah dari mereka yang mulai merokok di usia dewasa akan tetap merokok untuk 15-20 tahun berikutnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada 2004 melaporkan, dari 58,8 juta kematian do seluruh dunia, sekitar 5,4 juta diantaranya terkait rokok, sementara pada 2007 angka ini turun menjadi 4,9 juta.
Sampai 2002 sekitar 70 persen kematian terjadi di negara sedang berkembang. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009