Magetan (ANTARA News) - Proses evakuasi bangkai pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, Rabu (20/5) lalu, fokus pada sejumlah "instrumen" atau alat penting.

Kepala Seksi Base Operasional, Mayor Peberbangan Ali Sudibyo, Sabtu, mengatakan, fokus utama evakuasi bangkai pesawat Hercules tersebut mengarah pada pencarian alat-alat penting yang ada di sekitar kokpit pesawat.

"Tim evakuasi sedang fokus pada pencarian alat-alat penting yang ada di sekitar ruang kokpit pesawat, di antaranya seperti alat "throtle" atau pengatur gas," ujarnya di lokasi evakuasi.

Menurut dia, pencarian "instrumen" penting tersebut, sangat dibutuhkan pada kelancaran pelaksanaan investigasi penyebab jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut ratusan penumpang beserta awaknya tersebut.

Dengan kata lain, "instrumen" tersebut dimungkinkan sangat berkaitan dengan proses investigasi yang akan dilakukan tim yang telah ditunjuk oleh TNI Angkatan Udara. Dengan ditemukannya alat tersebut diharapkan proses investigasi dapat berjalan lebih baik.

"Melalui alat "throtle", maka akan dapat diketahui seberapa besar kecepatan pesawat saat detik-detik genting, sebelum akhirnya jatuh," katanya.

Lebih lanjut Ali menjelaskan, proses pencarian alat tersebut dilakukan dengan penyisiran lokasi jatuhnya pesawat. Ratusan anggota tim evakuasi diterjunkan untuk menggali tanah dan lumpur yang ada dilokasi degan kayu untuk mencari alat tersebut.

"Seperti yang Anda lihat, "beco" sengaja dijalankan perlahan-lahan disetiap jengkal tanah. Hal tersebut bertujuan untuk mencari kemungkinan ditemukannya "instrumen" penting yang memang masih dibutuhkan untuk investigasi," katanya menerangkan.

Pihaknya menargetkan, proses pembersihan badan pesawat akan selesai pada tiga hari kedepan, terhitung sejak kemarin. Diharapkan, selama waktu tersebut pencarian "instrumen" penting yang dimaksud dapat ditemukan. Proses evakuasi bangkai pesawat masih akan dilanjutkan Minggu pagi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009