Koordinator Enam Kepala Suku di Enggano, Rafli Zen Kaitora di Bengkulu, Sabtu mengatakan pulau yang masing-masing memiliki luas lebih dari 2 ha. dan 1 ha. tersebut tenggelam akibat tingginya abrasi yang terjadi di perairan Enggano.
"Sebelumnya berupa hutan dan ditanami kelapa tapi sekarang tinggal gundukan pasir, karena kayu dan tanaman lain sudah hilang,"katanya.
Pulau Satu kata dia hanya berjarak 2 km dari Desa Kahyapu sementara Pulau Bangkai berjarak 4 km dari Desa Banjarsari.
Menurut Rafli, tingginya laju abrasi di wilayah kepulauan tersebut terjadi mulai awal 1990an dan yang paling parah terjadi pada sekitar tahun 1997.
Sebelumnya kata dia kedua pulau ini dipelihara oleh masyarakat Enggano khususnya Suku Kahuga di Pulau Bangkai dan Suku Kaarubi di Pulau Satu.
"Pada tahun 1960, dua pulau ini masih dijaga oleh dua suku ini dengan memelihara pohon kelapa dan tidak ada perkebunan, tetapi yang membuat pulau ini cepat hilang karena pohon-pohonnya sering ditebangi nelayan yang singgah di pulau ini,"katanya.
Pulau-pulau di sekitar pulau Enggano yang masih tersisa yakni Pulau Merbau seluas 7 ha dan Pulau Dua seluas 11 ha kata dia hingga saat ini masih sering disinggahi oleh nelayan dari Lampung, Muara Angke, Sibolga bahkan neyalan asing.
Rafli mengatakan hilangnya dua pulau ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Pulau Enggano karena bisa mengancam keberadaan pulau mereka. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
puas ya sudah tinggal nama baru sadar deh
pohon terus tebang biar cepet...
hehe..