Pasien 12 diduga kontak dari suaminya, kontak sekunder. Cuma hasil (swab) suaminya belum keluar

Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan transmisi lokal penularan COVID-19 di Kota Batam diduga sudah sampai pada kontak sekunder dari pasien positif yang terpapar di luar kota.

"Pasien 12 diduga kontak dari suaminya, kontak sekunder. Cuma hasil (swab) suaminya belum keluar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Kepri, Senin.

Ia berharap hasil "swab" suami pasien 012 segera keluar malam ini atau Selasa (14/4) karena pemeriksaan dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kota Batam Muhammad Rudi dalam siaran pers, pernyataan terpisah menyebutkan jumlah pasien positif COVID-19 di Batam bertambah dua orang sehingga menjadi 12 orang.

Pasien ke-12 merupakan istri dari aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki riwayat kontak sekunder dengan pasien positif 07 dan 08.

Sedangkan pasien 07 dan 08 adalah ASN di lingkungan Pemkot Batam. Pasien 08 diketahui memiliki riwayat perjalanan ke luar kota, sebelum dinyatakan positif COVID-19.

Ia menyatakan, pasien 12 melakukan pemeriksaan "rapid test" pada 8 April, dan hasilnya reaktif. Karena tidak memiliki gejala yang menyertai, maka petugas memberikan edukasi untuk melakukan karantina mandiri.

Baca juga: Apple, Google buat teknologi pelacakan kontak perangi COVID-19

Baca juga: Ikuti Singapura, Indonesia perlu sistem informasi lacak kontak Corona

Menurut dia setelah hasil tes "swab" ke luar pasien 12 dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam guna penanganan medis lebih lanjut.

Sementara pasien 11 adalah lelaki 62 tahun yang baru dua bulan tinggal dan bekerja sebagai juru ukur di Pelabuhan Telaga Punggur Batam.

Pasien itu dirawat di rumah sakit sejak 9 April 2020, dengan keluhan sesak napas. Kondisinya semakin memburuk, dan meninggal pada 11 April 2020.

"Pada 11 April 2020 terpantau kondisinya semakin memburuk yang kemudian dilakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP), namun tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia pada jam. 19.06 WIB," demikian Muhammad Rudi.

Baca juga: Kontak dekat disebut sebagai faktor utama pertambahan kasus COVID-19

Baca juga: PDIB: Lacak kontak jarak dekat pasien COVID-19 yang kabur dari RS

Baca juga: Angela Merkel swakarantina setelah kontak dengan dokter positif corona

Baca juga: Putin rapat lewat video setelah kontak dengan dokter positif corona

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020