peran kesehatan mental penting dalam menahan penyebaran virus

Jakarta (ANTARA) - Dalam masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini kesehatan mental terutama untuk mereka yang rentan perlu mendapatkan perhatian khusus yang melibatkan petugas kesehatan untuk menghadapi dampaknya, kata psikolog Kasandra Putranto.

"Dalam berbagai penelitian peran kesehatan mental sangat penting dalam upaya menahan penyebaran virus dalam sebuah pandemi. Kondisi depresi adalah faktor potensi risiko tersendiri yang perlu diwaspadai selama bencana wabah COVID 19," kata humas Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia itu ketika dihubungi dari Jakarta pada Senin.

Depresi, kata dia, merupakan salah jenis masalah kesehatan mental yang terjadi di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi depresi total penduduk berusia di atas 15 tahun mencapai 6,1 persen.

Derasnya arus informasi yang terjadi akibat kemajuan teknologi juga memberikan dampak terhadap kesehatan psikologis orang-orang yang harus menjalani isolasi di rumah masing-masing untuk menekan angka pencegahan penyakit yang disebabkan virus corona baru itu.

Informasi yang disebarkan terkadang memiliki sifat tidak akurat atau berlebihan yang membuat membuat kondisi psikologis seseorang menjadi cemas, takut dan panik, katanya.

Hal itu, kata Kasandra, berpotensi menghadirkan kondisi tertekan yang meningkatkan reaksi berlebihan dan mempengaruhi kapasitas daya pikir, serta memiliki kemungkinan menurunkan daya tubuh seseorang.

Baca juga: Psikolog: Berfikir sehat dan hindari kecemasan berandil melawan corona

Baca juga: Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19

Selain itu, Kasandra memperingatkan bagi yang sudah rentan akan lebih mudah terpengaruh dengan stresor lingkungan yang dapat menjadi pemicu utama dan penyebab episode depresi dan kecemasan di antara gangguan lainnya.

Mengingat pemberlakuan PSBB di Indonesia, yang akan membuat pergerakan semakin minimal dan masyarakat semakin lama berada di rumah, dia berharap sudah ada persiapan dini yang melibatkan petugas kesehatan, terutama kesehatan mental, untuk menghadapi efek psikologis dari penjarakan sosial.

"Strategi untuk menangani aspek-aspek ini termasuk mengadopsi komunikasi yang jelas dan obyektif tentang apa yang terjadi, menangani prospek selama jangka waktu tindakan pembatasan, mendorong keterlibatan dalam kegiatan yang bertujuan selama periode ini, dan menyoroti pentingnya isolasi sebagai tindakan mementingkan diri sendiri," tegasnya.

Dalam melakukan pelayanannya, psikolog harus memiliki ruang aman untuk merawat pasien dan termasuk psikofarmasi dan sumber daya perilaku.

Dia memperingatkan efek berbahaya dari diskriminasi dan prasangka terkait kesehatan mental di saat pandemi seperti ini yang bisa memperburuk kondisi pasien rentan yang bisa mempengaruhi kondisi fisik.

Baca juga: Dokter: Kecemasan akibat COVID-19 merupakan bentuk adaptasi normal

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020