Jakarta, (ANTARA News) - Pemimpin Pondok Tebuireng Jombang, KH Solahuddin Wahid atau Gus Solah mengatakan, pasangan Capres Jusuf Kalla-Cawapres Wiranto lebih mudah diterima kalangan Nahdlatul Ulama (NU) karena hubungan yang telah terjalin selama ini.

"Kiai NU itu kalau mau ketemu Pak JK cukup SMS, berangkat ke Jakarta setelah itu pasti ketemu. Prosedurnya tak rumit," kata Gus Solah ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut Gus Solah, latar belakang orang tua Jusuf Kalla yang merupakan tokoh NU Sulawesi Selatan juga menjadi faktor yang sangat penting bagi nahdiyin. Selama ini, Jusuf Kalla juga dikenal sangat ringan tangan membantu para kyai NU.

Gus Solah juga menjelaskan, pasangan JK-Wiranto memiliki peluang besar untuk meraih suara dari masyarakat Jawa.

Selain karena aspek Jawa-non Jawa dimana dalam pasangan JK (Sulawesi)-Wiranto (Jawa) juga karena adanya dukungan terbuka dari Sri Sultan HB X.

"Di Yogyakarta dan sekitarnya pengaruh Sri Sultan HB X memang kuat," kata Gus Solah.

Menurut Gus Solah selain DI Yogyakarta, kawasan di sekitarnya juga masih di bawah pengaruh kuat Sultan HB X. Wilayah tersebut adalah kawasan Jateng di bagian utara, Klaten dan barat DI Yogyakarta, seperti Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten, Kabupaten Kebumen dan lainnya.

Sedang wilayah di Karesiden Solo, yang meliputi Kota Solo, Sukohardjo, Karanganyar, Sragen dan Wonogiri, pengaruh Sultan HB X berhimpitan dengan Kasunanan Solo.

Pengaruh budaya Jawa dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Solo juga terasa di kawasan Jatim bagian selatan dan barat, yang meliputi Ngawi, Pacitan, Magetan dan Madiun.

Melihat potret politik seperti itu, Gus Solah optimistis bahwa pilpres 2009 kecil kemungkinan berlangsung sekali putaran.

Kombinasi duet Jawa-luar Jawa dan sipil-militer yang direpresentasikan JK-Wiranto tak bisa dinafikan oleh duet Jawa-Jawa dan militer-sipil yang direpresentasikan SBY-Boediono dan duet sipil-militer pengusaha oleh duet Mega-Prabowo.

"Saya sempat mendapat bocoran data dari sebuah lembaga survei di Jakarta bahwa setelah duet capres-cawapres itu muncul, ternyata tingkat elektabilitas Pak JK makin naik," katanya.

Menurut Gus Solah, pada survei 3 Mei sampai 7 Mei, duet SBY-Boediono memperoleh 32,5 persen, JK-Wiranto 27,5 persen dan Mega-Prabowo 20 persen. Sisanya belum menentukan pilihan. Pertarungan pilpres kali ini paling keras di Jawa, terutama di Jatim, Jateng, DI Yogyakarta, dan Jabar," kata Gus Solah.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009