Pristina (ANTARA News/AFP) - Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden disambut seperti pahlawan oleh warga Kosovo, Kamis, ketika pejabat paling senior AS itu mengunjungi negeri itu untuk pertamakalinya sejak deklarasi kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri dari Serbia itu tahun lalu.

"Kemerdekaan Kosovo hanya satu-satunya pilihan bagi stabilitas di kawasan itu," kata Biden dalam sidang parlemen Kosovo di Pristina.

"Kemerdekaan anda tidak dapat dielakkan. Keberhasilan Kosovo yang merdeka adalah prioritas pemerintah kami," katanya di hadapan anggota parlemen yang menyambutnya dengan beberapa kali tepuk tangan.

Konvoi kendaraan Biden bergerak menuju gedung parlemen dan di sepanjang jalan dengan melewati bilboard bertuliskan, "Selamat datang dan terima kasih."

Wakil presiden AS itu dihormati karena merupakan menjadi salah seorang pendukung kuat kemerdekaan negeri yang berpenduduk mayoritas etnik Albania dan mengumumkan pemisahan diri dari Serbia Februari tahun lalu itu.

Setelah mengunjungi Bosnia dan Serbia, Kosovo adalah persinggahan terakhir Biden dalam satu kunjungan untuk menunjukkan hubungan baru AS di Eropa dan wilayah Balkan yang rawan itu.

Dalam satu upacara singkat, Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu menganugerahi wakil presiden AS itu bintang "The Golden Medal of Freedom," tanda jasa tertinggi di wilayah Balkan itu.

"Terima kasih atas penghargaan kepada saya dengan bintang jasa ini. Saya tidak layak memperolehnya, tetapi saya menerimanya atas nama Amerika Serikat," kata Biden kepada wartawan.

Biden adalah paling blak-blakan mendukung kemerdekaan Kosovo ketika ia menjadi senator akhir tahun 1990-an.

"Tuan Biden adalah salah seorang dari sedikit politisi dunia yang sangat mendukung kemerdekaan Kosovo. Atas bantuannya untuk mengubah nasib kita. Biden adalah orang kita," bunyi editorial koran Express.

Kosovo melepaskan diri dari Serbia 17 Februari 2008. Kemerdekannya segera diakui AS dan sebagian besar negara-negara Uni Eropa, tetapi ditolak Serbia dan sekutunya Rusia sebagai tidak sah.

Enampuluh negara kini mengakui negara Kosovo.

Setelah mengucapkan pidato nya di parlemen, Biden diterbangkan oleh helikopter ke biara Visoki Decani , situs warisan abad ke-14 yang terdaftar di UNESCO di satu daerah kantong Kosovo barat daya.

Ia memuji tindakan-tindakan keuskupan agung Ortodoks Serbia yang mengizinkan para pengungsi etnik Albania mengungsi di sana selama konflik Kosovo tahun 1998-1999.

Di tempat terpisah sekitar 1.000 etnik minoritas Serbia melakukan protes terhadap kunjungan pemimpin AS itu, di kota Kosovska Mitrovica, utara Kosovo.

Warga Serbia yang berjumlah kira-kira 100.000 orang dari total penduduk Kosovo yang berjumlah dua juta jiwa, menganggap wilayah itu negara mereka.

Di Beograd Biden menawarkan pemerintah pro Barat Serbia satu lembaran baru dalam hubungan yang ternoda akibat sengketa Kosovo, dan mengatakan Washington tidak mengharapkan Serbia mengakui provinsi selatannya yang memisahkan diri itu.

"Amerika Serikat tidak mengharapkan. Saya tegaskan tidak mengharapkan Serbia mengakui kemerdekaan Kosovo," kata Biden dalam jumpa wartawan bersama Presiden Serbia Boris Tadic.

Pesawat-pesawat tempur AS ikut serta dalam pemboman NATO tahun 199 terhadap Serbia untuk mengakhiri tindakan keras terhadap kelompok separatis Albania Kosovo oleh pasukan yang setia kepada Presiden Serbia Slobodan Milosevic.

Biden setelah mengunjungi Kosovo akan bertolak ke Lebanon. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009