Beirut, (ANTARA News) - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, Jumat tiba di Beirut untuk kunjungan tingkat tinggi pertama AS dalam hampir tiga dasawarsa ke negara tersebut.

Kunjungan ini menunjukkan dukungan AS kepada kemerdekaan Lebanon, hanya dua pekan menjelang pemilu yang diduga kacau, demikian dikutip dari AFP.

Biden akan bertemu dengan Presiden Michel Sleiman, Perdana Menteri Fuad Siniora, dan Ketua Parlemen Nabih Berri, kata para pejabat AS dan Lebanon.

Kunjungannya ini, yang terjadi setelah kunjungan ke Kosovo, bertujuan untuk "memperkuat dukungan AS" terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Lebanon, kata Gedung Putih.

Pada pemilu 7 Juni, mayoritas di parlemen saat ini yang mendapat dukungan AS, akan berhadapan dengan gerakan fundamentalis Syiah Hizbullah, yang mendapat dukungan dari Suriah dan Iran.

Partai garis keras ini, yang berperang dengan Israel pada 2006 dan yang mendapat cap teroris oleh Washington, dan partai-partai koalisinya mendapat peluang bagus untuk bisa menang mayoritas di kursi parlemen.

Skenario demikian akan membuat AS berpikir kembali mengenai strateginya terhadap Lebanon, yang negaranya terpecah selama beberapa dasawarsa akibat perang, krisis politik dan pembunuhan-pembunuhan tokoh politiknya.

Biden akan menjadi wapres AS pertama yang berkunjung ke negara Mediterania itu sejak George Bush Senior berkunjung ke Beirut pada 1983, setelah pemboman terhadap barak-barak angkatan laut AS yang menewaskan 241 tentara.

Biden dan Sleiman akan mengeluarkan suatu pernyataan setelah pertemuan mereka, dan Biden juga akan mengumumkan bantuan militer AS kepada Lebanon dengan Menteri Pertahanan Elias Murr, kata Gedung Putih.

Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, juga singgah di beirut, di mana dia menyatakan dukungan Washington terhadap "kebebasan, kemerdekaan dan kedaulatan" Lebanon, dan menyerukan agar pemilu dilaksanakan tanpa adanya intimidasi atau campur tangan dari pihak luar.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009