Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 65 persen dari rata-rata jumlah penumpang di tanah air yang bepergian ke keluar negeri mengisi hari libur dan urusan dinas/pribadi memilih ke Singapura dan Malaysia.
"Dalam sebulan terakhir, penumpang yang bepergian ke luar negri, umumnya memilih negara tetangga itu karena selain terjangkau juga dianggap masih paling aman untuk saat ini," kata Jeams Liu, pemilik Travel Fiera Tours di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, meskipun belum ada peningkatan jumlah penumpang yang bepergian ke luar negeri tapi berdasarkan data jumlah penumpang yang memesan tiket itu tujuan favorit adalah Singapura dan Malaysia.
"Ada juga penumpang dengan tujuan Hongkong, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa seperti Prancis dan Belanda namun jumlahnya sangat kecil," katanya.
Di samping adanya kasus flu babi (H1N1) di Meksiko, para penumpang yang akan bepergian ke Eropa tergolong sepi. Kalaupun ada diantara penumpang yang akan ke negara Eropa hanya beberapa orang saja dan umumnya transit ke Singapura baru ke negara tujuan.
Hal senada diungkapkan Nona Meini, pemilik Travel Jaya Tour di WTC Mangga Dua mengatakan, belum ada peningkatan jumlah penumpang yang bepergian ke luar negeri.
"Biasanya para penumpang yang memesan tiket ke luar negeri saat mendekati liburan panjang sekolah dan hari raya besar," katanya.
Ia mengatakan, konsumen yang memesan tiket ke luar negeri masih didominasi tujuan tiga negara yakni Singapura, Hongkong dan Malaysia.
Harga tiket untuk saat ini belum mengalami perubahan. Untuk tujuan Singapura dengan menggunakan pesawat Singapore Airlines dan Malaysia Airlines masih berkisar 300 dolar hingga 350 dolar (pulang pergi) tergantung dari waktu pembelian.
Selain pesawat Singapura dan Malaysia Airlines, juga pesawat milik perusahaan penerbangan Indonesia seperti Garuda, Sriwijaya dan Lion Air dengan harga sedikit lebih murah dan bahkan terkadang sebaliknya lebih mahal dibanding pesawat milik maskapai penerbangan luar negeri.
"Biasanya tiket lebih murah bila para penumpang sudah memesan jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan. Dan kadang harganya lebih mahal dua kali lipat bila penumpang ada mendadak berangkat," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009