Gresik (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur menginstruksikan kepada masyarakat Gresik, agar mewaspadai mewabahnya penyakit leptospirosis, penyakit akibat air kencing hewan yang mulai banyak ditemukan di Gresik.
"Hingga saat ini lima orang meninggal karena penyakit tersebut," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Gresik, Rosari Agustina, Kamis.
Ia mengatakan, berdasar data dinkes, penyakit leptospirosis di Gresik mengalami peningkatan. Sejak awal Januari, hingga April sedikitnya 17 pasien terkena penyakit itu.
"Januari ada lima pasien, dua meninggal, Februari dua pasien, satu meninggal, Maret enam pasien, satu meninggal, April empat pasien, satu meninggal, " katanya.
Menurut dia, bakteri leptospirosis berasal dari hewan yang sehari-hari dijumpai. Seperti Tikus, Kucing, Anjing, Domba, Kambing, Sapi, Kuda, Babi dan Burung.
"Di Indonesia, bakteri tersebut tumbuh subur saat musim hujan dan pancaroba, karena mereka butuh tempat yang lembab.
Bahkan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri berbetuk spiral tersebut, mampu bertahan selama satu bulan di air tawar yang bersih. Bakteri akan tumbuh optimal, ketika suhu air mencapai 28-30 derajat celcius, dengan Ph air antara 7,7, hingga 8,0.
Leptospirosis rawan menyerang pekerja yang sering bersentuhan dengan air, sebab penularan bakteri tersebut melalui air, tanah, maupun tanaman, yang dikotori oleh air seni hewan yang terjangkit leptospirosis, sedangkan rata-rata masa inkubasinya selama 10 hari.
Bila tidak segera diobati, pasien bisa mengalami gagal ginjal, hati dan paru-paru. Kesigapan untuk segera memeriksa akan menolong penderita untuk lekas sembuh. Karena pada fase pertama, penderita sudah bisa mengetahui status positif tidaknya dia terjangkit, dengan melakukan tes darah, kata Rosari menjelaskan.
Tingginya angka kematian, membuat Dinkes kembali meningkatkan penyuluhan yang menekankan pada kebersihan individu. Sasaran utama, pekerja yang selalu melakukan kontak dengan air seperti petani.
"Kami juga mengimbau agar memperhatikan hewan peliharaan dengan baik. Kalau perlu, memberantas tikus-tikus," katanya. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009