White Plains (ANTARA News/AFP) - Tiga warga Amerika yang dituduh berencana meledakkan tempat ibadah kaum Yahudi (sinagog) di New York dan menyerang sebuah pesawat militer AS dilukiskan di pengadilan pada Kamis sebagai orang fanatik "yang membawa kematian."
"Inilah pria-pria yang sangat bengis," kata penuntut Eric Snyder setelah para tersangka yang diborgol dan dirantai itu diadili di White Plains, New York. "Inilah orang-orang yang ingin membawa kematian bagi kaum Yahudi."
Ketiga tersangka itu -- James Cromitie, David Williams dan Onta Williams -- ditahan pada Rabu malam karena dituduh melakukan rencana untuk meledakkan dua tempat ibadah itu di New York dan kemudian menembakkan peluru kendali Stinger ke arah sebuah pesawat AS.
Hakim Lisa Smith memerintahkan ketiganya untuk ditahan sambil menunggu sidang pendahuluan pada 5 Juni.
Orang keempat, Laguerre Payen, menderita cedera karena terkena pecahan kaca dalam penangkapan, kata pengacaranya dan akan diajukan ke pengadilan kemudian setelah perawatan di rumah sakit.
Snyder menuding warga negara AS itu melakukan "rencana untuk membawa pembunuhan massal" dan "menghancurkan pesawat militer dan membunuh personil militer."
Ia mengatakan, Cromite telah "mengeluh" karena "sasaran terbaik" yakni Pusat Perdagangan Dunia (WTC) dihancurkan pada 11 September 2001.
Penuntut itu melukiskan David Williams sebagai kasus terkeras.
"Ini mungkin cukup mengagetkan tapi dalam kelompok pria bengis, dialah yang menonjol," ujar Snyder.
Williams sering menggelengkan kepalanya selama persidangan dan menunjukkan bahwa ia tak sepakat dengan diskripsi yang diberikan Snyder tentang dirinya.
Para pria itu mengenakan celana jeans dan kaos ketika ditangkap.
Rencana mereka digagalkan setelah FBI melakukan operasi selama setahun. Informannya merekam isi pembicaraan dengan para tersangka itu dan mereka dipasok dengan apa yang mereka kira adalah benar-benar bahan peledak tapi ternyata pakaian.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009