Tentara Pakistan melancarkan ofensif bulan ini di Swat dan distrik-distrik tetangganya, di sebelah baratlaut Islamabad, untuk menghentikan gerak maju serangan Taliban yang telah menimbulkan kekhawatiran bagi masa depan Pakistan yang memiliki senjata nuklir.
Sekitar 1,5 juta orang telah menyelamatkan diri dari pertempuran -- bergabung dengan sekitar 550.000 pengungsi akibat bentrokan-bentrokan sebelumnya di wilayah tersebut -- dan operasi kemanusiaan internasional sedang berjalan untuk menolong mereka.
Namun masih banyak warga sipil yang tak dapat meninggalkan lembah itu, yang telah berada dalam jam malam sejak ofensif berlangsung pada 8 Mei selain beberapa kali waktu jeda guna memberi kesempatan bagi mereka yang ingin keluar dari kawasan pertempuran.
"Bisa dikatakan hampir 200.000 orang khususnya berada di Swat bagian utara," kata Kepala Operasi Bantuan Pemerintah Letnan Jenderal Nadeem Ahmed kepada Reuters.
"Hanya di kawasan itu kami mempunyai kesulitan. Yang lainnya sekarang bisa dijangkau dan regu penolong kemanusiaan beroperasi di sana," ujarnya.
Pihak militer telah melancarkan serangan di lembah itu dan para serdadu menutup kota utamanya, Mingora, tempat Taliban telah menanam ranjau-ranjau darat.
Ahmed mengatakan "tak banyak" warga sipil di Mingora dan sebagian besar masih di bagian utara lembah itu yang "relatif aman".
Penguasa ingin orang-orang berada di sana daripada pergi menerobos zona perang di dan sekitar Mingora dengan penuh risiko bahkan mereka bisa kehabisan makanan.
"Kurang pas jika mengatakan bahwa mereka memiliki cukup makanan," ujar Ahmed ketika ditanya tentang pasokan makanan bagi warga sipil.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009