"Kalau ada turnamen pengganti saya juga belum tahu bagaimana format kompetisi yang seperti apa. Pada prinsipnya kalau ada turnamen atau kompetisi kita harus tahu efeknya seperti apa," ujar manajer Persita I Nyoman Suryanthara saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Jakarta, Minggu.
Menurut dia, keputusan penghentian liga maupun rencana turnamen pengganti, sama-sama bakal memberikan dampak bagi tim.
Baca juga: Persita Tangerang siap berdiskusi dengan PSSI perihal gaji 10 persen
Apabila status force majeure tidak diperpanjang, liga akan dimulai pada awal Juli. Artinya, Persita harus kembali memulai adaptasi dari awal dan membutuhkan waktu yang tak singkat dalam menyiapkan tim.
Sementara jika akan dilakukan turnamen pengganti, maka PSSI harus secara tegas memberikan rincian format kompetisi serta teknis di luar dan dalam lapangan, termasuk kontrak pemain.
"Kalau ada kompetisi atau turnamen khusus kita juga itu nanti koordinasi dengan kepolisian seperti apa nantinya, melibatkan massa juga kan? Misal tanpa penonton atau ada penonton nanti apakah teknisnya penonton ada berjarak, kita belum tahu," kata dia.
Baca juga: Persita sebut sponsor masih tahan diri hingga ada kejelasan kompetisi
Namun Persita sendiri akan menerima keputusan apabila PSSI harus menghentikan liga. Karena yang paling penting yakni keselamatan dan keamanan seluruh pihak.
"Kalau status pemerintah diperpanjang dan membuat PSSI menghentikan liga, kita semua harus legowo jika harus dihentikan," kata dia.
Sebelumnya, PSSI membuka opsi untuk menghentikan atau meniadakan kompetisi Liga 1 dan 2 musim 2020, jika masa darurat dari pemerintah karena pandemi corona diperpanjang. PSSI juga berencana menggulirkan kompetisi pengganti, sambil melihat situasi dan kondisi yang ada.
Baca juga: Persita minta PSSI beri kepastian soal kelanjutan Liga 1
Baca juga: Kompetisi terhenti karena corona, Hamka Hamzah ngobrol jarak jauh
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020