Kalaupun harus menderita karena membela kehidupan, inilah saatnya panggilan penderitaan yang harus dijalani dengan iman yang selalu terarah kepada Kristus yang menderita mati dan dibangkitkan

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty mengusulkan penggunaan gereja kosong untuk isolasi atau karantina bagi pasien terjangkit virus corona jenis baru (COVID-19).

"Untuk sikap dan tindakan solidaritas dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona, gereja bisa menyiapkan gedung gereja yang saat ini kosong dan tidak dipakai untuk tempat isolasi bagi mereka yang terpapar COVID-19," kata Pendeta Jacky Manuputty dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta yang disiarkan secara langsung melalui tayangan video, Minggu.

Jacky menyatakan kesiapan itu dilakukan bilamana hal itu layak dan dibutuhkan pemerintah, maka gereja harus siap dalam upaya penanggulangan COVID-19.

"Kalaupun harus menderita karena membela kehidupan, inilah saatnya panggilan penderitaan yang harus dijalani dengan iman yang selalu terarah kepada Kristus yang menderita mati dan dibangkitkan," kata Jacky.

Baca juga: PGI ajak umat menggalang solidaritas secara kreatif hadapi COVID-19

Dia menjelaskan, sejarah gereja-gereja menghadapi bencana wabah sudah terekam sejak dahulu. Sejarah kekristenan mencatat
awal mula ditandai dengan kesediaan gereja untuk memberi diri waktu penuh dalam pelayanan kasih saudara-saudara kekasih Kristus.

PGI mengajak seluruh umat Nasrani menggalang solidaritas melalui upaya kreatif di tengah COVID-19 yang mewabah saat perayaan Paskah 2020.

Jakcy menambahkan, semangat itu sejalan dengan tema Paskah pada tahun ini, "Kebangkitan Kristus Membawa Harapan Baru".

"Tema ini dirumuskan dari Injil Lukas Pasal 24 ayat 5 dan 6 berbunyi 'mengapakah yang hidup di antara orang mati ia tidak ada di sini, ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakanNya kepada kamu ketika ia masih di Galilea'," ujarnya.
Baca juga: PGI imbau gereja meniadakan ibadah selama dua pekan

Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020