Jakarta (ANTARA News) - Perancang busana siap pakai, Musa Widyatmodjo mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku lokal untuk karyanya sehingga masih mengimpor sekitar 70 persen produk yang dibutuhkannya seperti asesoris dan ritsleting bahkan tekstil lokal.
"Kami perancang busana siap pakai kesulitan mendapatkan produk tekstil lokal dalam partai kecil sekitar 1.000 meter. Ini semoga menjadi pemikiran pemerintah,"ujarnya saat meluncurkan merek dagang pakaian wanitanya yang terbaru "M" by Musa made in Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Masalah bahan baku itu, lanjut dia, menghambat para perancang busana pakaian siap pakai untuk bisa memproduksi karyanya secara massal. Selain masalah bahan baku, menurut Musa masalah modal juga masih menjadi hambatan dalam industri fesyen melakukan ekspansi.
Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan akan segera menindak lanjuti keluhan Musa mengingat industri fesyen merupakan penyumbang terbesar kedua dalam pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.
"Saya janji akan bicara dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia,"ujar Mari usai menyaksikan pagelaran busana karya Musa itu.
Menurut Mendag, permasalahan industri kreatif yang utama ada dua hal yaitu permodalan dan pemasaran. Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan fasilitasi berupa promosi pemasaran dan pendekatan pada perbankan.
"Pada Pekan Produk Budaya yang kedua bulan Juni nanti kita fokuskan pada lokakarya pembiayaan untuk mendukung industri kreatif,"katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009