Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta terbesar, Lion Air menggelontorkan sedikitnya 60 juta dolar AS untuk membangun fasilitas terpadu yang dinamakan Lion Village Facility yang dilengkapi tiga simulator pesawat jenis B737-900ER dan satu untuk jenis ATR hingga dua tahun ke depan.

"Investasi sebesar itu untuk pengadaan satu simulator untuk B737-900 ER sekitar 12 juta dolar AS, suku cadang 45 juta dolar AS dan cadangan mesin 10 juta dolar AS. Ini belum termasuk harga tanah dan bangunan, yang tidak kita masukkan karena nilainya relatif murah," kata CEO Lion Air, Rusdi Kirana saat mendampingi Menhub Jusman Syafii Djamal usai peresmian Lion Village Facility di industri Bandara Mas Cengkareng, Banten, Rabu.

Rusdi menegaskan, pengadaan suku cadang uang cukup besar itu dibeli dengan transaksi biasa. "Bukan dihedging (lindung nilai, red)," katanya.

"Untuk saat ini, fasilitas semua ini untuk Lion saja, meski ada permintaan dari maskapai lain. Untuk kita saja, simulator terpakai 24 jam per hari," katanya sambil menambahkan bahwa dengan satu simulator, sekitar 30 pilot per tahun dapat ditampung untuk transisi mempertahankan rating.

Lion sendiri hingga akhir tahun ini, berniat mendatangkan 31 dari total 178 pesawat B737-900ER yang dipesan dan lima pesawat jenis ATR dan tahun depan dilanjutkan lagi dengan 12 B737-900ER serta ditambah pada tahun yang sama, lima ATR. Saat ini, total karyawan maskapai ini mencapai 7.250 orang.

"Semua itu untuk pengembangan Lion Air ke depan, meski untuk tahun ini, masih fokus di domestik dan beberapa rute regional seperti Hongkong, Singapura dan Vietnam,`` katanya.

Lion Village Facility dilengkapi teknologi sistem informasi yang memadai seperti sistem Trax yaitu sistem yang mengintegrasikan pelaksanaan pesawat di bandara atau hanggar dengan gudang suku cadang secara online.

Juga dilengkapi, Sistem Geneva yakni sistem operasional penerbangan yang memadukan dan mengatur jadwal penerbangan, jadwal awak pesawat dan catatan operasional penerbangan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menghimbau agar maskapai besar dengan kepemilikan pesawat di atas 20-25 pesawat diharapkan memiliki simulator agar tingkat kehandalan serta keamanan dan keselamatan penerbangan (safety) selalu dapat terjaga dengan baik. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009