Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyampaikan bahwa 70 persen anak percaya bahwa pemerintah bisa menangani COVID-19 dengan baik.
"Kami melakukan inisiatif jajak pendapat melalui platform yang dikelola oleh UNICEF, dimana sudah ada lebih dari 100.000 anak muda yang tergabung di sana. Temuan yang menarik adalah tingkat kepercayaan terhadap pemerintah cukup tinggi, 70 persen anak percaya bahwa pemerintah bisa menangani ini COVID-19 dengan baik," ujar Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku, UNICEF, Rizky Ika Syafitri dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Survei: Remaja Indonesia makin paham cara berlindung dari COVID-19
Dalam jajak pendapat itu, lanjut dia, pihaknya juga menanyakan perasaan anak ketika mendengar COVID-19, sebanyak 34 persen merasa takut. Tapi hampir 20 persen juga merasa penuh harapan.
"Saya pikir ini informasi yang luar biasa, informasi yang penting buat kita untuk dengar suara anak-anak untuk bisa kemudian merespon konsen mereka memberikan intervensi yang baik, yang benar buat mereka semua," katanya.
Ia mengharapkan agar para orang tua di rumah memberikannya contoh kepada anak mulai dari suatu yang kecil di tengah pandemi ini, salah satunya bisa dimulai dari rajin mencuci tangan.
"Karena anak-anak melakukan hal dengan mencontoh, meniru apa yang kita orang dewasa lakukan," katanya.
Baca juga: Saat pandemi, kepastian anak dapat hak kesehatan penting, kata UNICEF
Dan anak-anak, lanjut dia, juga bisa menjadi agen perubahan ke teman-temannya untuk kembali memberikan contoh baik dari yang dilihat dari orang dewasa.
"Jadilah role model, jadilah contoh untuk kita semua untuk bisa menghadapi wabah ini," kata Rizky Ika Syafitri.
Dalam kesempatan sama, Ketua Gugus Kerja Kampanye dan Media Save The Children Indonesia, Victor Rembeth mengharapkan anak-anak diberikan partisipasi menjadi bagian dari strategi pengendalian dan penanganan COVID-19.
"Kita ingin sekali bahwa anak-anak sebagai masa depan keluarga dan bangsa bisa berpartisipasi dalam berbagai hal. Di mana hak ini adalah hak untuk mengucapkan sesuatu, hak untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan mencapai suatu perubahan," ujarnya.
Baca juga: Unicef: Jangan ada pengucilan terhadap anak karena COVID-19
Ia mengatakan pandemi COVID-19 saat ini adalah krisis kesehatan global, dan anak-anak adalah salah satu dari kelompok rentan yang bisa mengancam kehidupannya.
"Kami ingin mengajak semua, termasuk pemangku kepentingan, pemerintah, masyarakat, pengusaha dan termasuk semua kita untuk sama-sama mendengarkan suara anak. Mereka masa depan kita. Krisis COVID-19 bisa berakhir, tapi kami mengajak, yuk! Kita sama-sama tetap perhatikan anak-anak kita, dan tetap jaga hak mereka," katanya.
Victor Rembeth mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu terbaik untuk memperbaiki kualitas anak-anak, baik kesehatan, belajar, melindungi dari kekerasan, dan siapkan untuk terus berpartisipasi dalam menyuarakan suaranya.
Baca juga: UNICEF: Orang tua hadapi banyak tantangan ajak anak belajar di rumah
Baca juga: KPPPA: Survei AADC-19 sebut sebagian besar anak waspada COVID-19
Baca juga: Molin KPPPA dikerahkan untuk sosialisasi pencegahan COVID-19
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020