Jakarta, (ANTARA News) - Jumlah cadangan devisa negara hingga akhir Maret 2009 mencapai 54,8 miliar dolar AS atau Rp548 triliun, setara dengan kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia selama 6,1 bulan.

"Akibat adanya perbaikan dari transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, cadangan devisa negara pada akhir Maret 2009 naik menjadi Rp548 triliun," kata Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, Bank Indonesia, Dyah NK Makhijani, di Jakarta, Rabu.

Dikatakan, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2009 memberikan sumbangan positif pada cadangan devisa negara.

NPI dalam kurun waktu tersebut mengalami perbaikan yang signifikan dengan surplus sekitar 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp4 triliun, setelah mengalami tekanan defisit cukup besar pada triwulan IV 2008 yakni 0,7 miliar dolar AS (Rp7 triliun).

Perbaikan kinerja transaksi triwulan I 2009 karena didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan non migas, serta menyusutnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca jasa.

Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas terjadi, karena impor nonmigas menurun lebih tajam lebih tajam daripada ekspor nonmigas.

Khusus penyusutan defisit perdagangan minyak, hal tersebut dipicu karena impor minyak menurun menyusul perkembangan komsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang berkurang cukup tajam, karena mulai semakin meluasnya penerapan konversi BBM ke gas dan batubara.

Untuk transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2009, juga mencatat surplus sekitar 2,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp24 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2008 yang justeru mencatat defisit sekitar 4,1 miliar dolar AS (Rp41 triliun).(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009