Langkah itu menjadi peluang bagi kita menciptakan perdamaian dan membantu Yaman menanggulangi pandemi COVID-19

Jakarta (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji langkah koalisi negara pimpinan Arab Saudi yang menyatakan gencatan senjata secara sepihak dari pertempuran di Yaman sehingga negara itu dapat fokus menyelamatkan warga dari ancaman pandemi COVID-19.

"Sekretaris Jenderal PBB (António Guterres, red) menyambut baik keputusan Arab Saudi, yang mewakili Koalisi untuk Mendukung Legitimasi di Yaman, untuk secara sepihak menyatakan gencatan senjata di Yaman. Langkah itu menjadi peluang bagi kita menciptakan perdamaian dan membantu Yaman menanggulangi pandemi COVID-19," kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, lewat tayangan video yang disiarkan laman resmi PBB, Kamis (9/4), sebagaimana dipantau dari Jakarta, Jumat.

Sekjen PBB, kata Dujarric, berharap kebijakan Koalisi Arab itu dapat diikuti oleh Pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Houthi untuk ikut menghentikan serangan dan mulai berdialog demi menciptakan perdamaian di negara yang terletak di ujung Semenanjung Arab itu.

"Hanya dengan dialog, seluruh pihak dapat menyepakati cara menuju gencatan senjata secara total, serta memulihkan perekonomian dan kehidupan rakyat Yaman yang telah lama menderita, serta melanjutkan proses politik yang dapat menyelesaikan konflik ini sampai tuntas," terang Dujarric menyampaikan harapan Guterres.

Menurut Dujarric, sejauh ini Utusan Khusus PBB untuk Perdamaian di Yaman, Martin Griffiths, masih berupaya memediasi dua kubu agar menyepakati gencatan senjata secara menyeluruh.

Baca juga: Serangan udara di Yaman diklaim tewaskan 31 warga sipil

Baca juga: Enam tentara Yaman tewas akibat ledakan ranjau darat

"Utusan khusus PBB juga berharap pengumuman yang disampaikan Koalisi Arab dapat menciptakan suasana kondusif bagi seluruh pihak guna menyepakati keinginan bersama pada masa mendatang," tambah dia.

Koalisi Arab mengumumkan gencatan senjata secara sepihak terhadap pertempuran di Yaman mulai Kamis (9/4) pukul 12:00 waktu setempat. Gencatan itu dilakukan selama dua minggu dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Pemerintah Yaman pada hari ini (10/4) melaporkan kasus pertama penularan COVID-19 yang ditemukan pada seorang pekerja di wilayah penghasil minyak, Hadhramout, kata komite darurat nasional sebagaimana dikutip Reuters.

Pasien merupakan warga negara Yaman yang bekerja di pelabuhan dagang Ash Shihr.

"Pasien dalam kondisi stabil dan mendapatkan perawatan dari tenaga medis," kata komite itu lewat unggahannya di Twitter.

Baca juga: Mesir kecam serangan rudal al-Houthi Yaman terhadap Arab Saudi

Baca juga: Koalisi pimpinan Saudi gagalkan serangan Houthi di Laut Merah

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020