Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mentah sedikit melemah di perdagangan Asia, Rabu, di tengah kekhawatiran baru tentang ekonomi AS setelah data pemerintah menunjukkan rumah baru di negara itu turun ke rekor terendah pada April, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juli, jatuh 15 sen manjadi 59,95 dolar AS per barel, demikian dikutip dari AFP.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juli, berkurang satu sen menjadi 58,91 dolar AS per barel.

"Jumlah rumah baru membuat pasar komoditas lebih hati-hati tentang prospek ekonomi AS," kata David Moore, seorang ahli strategi komoditas di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah laporannya.

Data yang dirilis Selasa oleh departemen perdagangan AS menunjukkan, rumah baru dan ijin mendirikan bangunan rumah turun ke rekor terendah pada April, menggarisbawahi buruknya sektor bermasalah selama resesi sekarang.

Harga minyak mentah telah menyentuh posisi tertinggi enam bulan di atas 60 dolar AS pada Selasa, terdorong oleh kenaikan pasar saham dan optimisme pemulihan ekonomi, namun para analis mengatakan penilaian itu masih terlalu dini.

"Waktu pemulihan ekonomi sangat penting, karena persediaan (minyak, -red.) masih tinggi, permintaan masih rendah, OPEC (kartel kuat minyak) sedang berupaya memangkas lebih banyak produksinya," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.

"Saya pikir harga minyak akan menjadi bergelombang untuk enam bulan ke depan, kemudian akan mulai terlihat bergerak naik pada sebagian besar basis konstan."

AS adalah pengguna energi terbesar di dunia dan setiap perkembangan permintaan sangat bergantung pada pemulihan ekonomi Amerika dari penurunan terburuk sejak Depresi Besar 1930-an.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009