New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah menyentuh posisi tertinggi enam bulan di atas 60 dolar AS per barel, di tengah menguatnya pasar saham yang mengindikasikan meningkatnya optimisme untuk pemulihan ekonomi, kata para pedagang.
Kerusuhan di Nigeria, juga menambah tekanan kenaikan harga minyak, demikian dikutip dari AFP.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, meningkat menjadi 60,48 dolar AS per barel -- sebuah level yang terakhir terlihat pada 10 November -- sebelum berakhir 62 sen lebih tinggi dari penutupan Senin, menjadi 59,65 dolar AS per barel.
Dengan kontrak Juni yang jatuh tempo pada Selasa, para pedagang sebagian besar terkonsentrasi pada kontrak Juli, yang ditutup pada 60,03 dolar AS.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli menyentuh sebuah posisi tertinggi enam bulan pada 59,65 dolar AS per barel, sebelum mundur kembali menjadi 58,92 dolar AS, naik 45 sen dari penutupan Senin.
Harga minyak mencapai posisi tertinggi mereka sejak November lalu, didukung oleh menguatnya pasar saham dan meningkatnya ketegangan di Delta Niger, kata analis dari Barclays
Capital.
Para analis lainnya, memperingatkan harga yang bergelombang ke depan, karena pasar mengukur prospek untuk pemulihan ekonimi di Amerika Serikat yang terpukul resesi.
"Waktu pemulihan ekonomi sangat penting, karena persediaan (minyak, -red.) masih tinggi, permintaan masih rendah, OPEC (kartel kuat minyak) sedang berupaya memangkas lebih banyak produksinya," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.
"Itu memberikan kesan bahwa pasar sedang `overly heated` (terlalu panas)," kata dia, menunjukkan bahwa harga dapat turun lagi tergantung pada ekonomi.
"Apakah harga dapat kembali lagi? Kami akan menunggu data ekonomi. Sebagian besar data ekonomi baru-baru ini telah relatif positif," kata Sieminski.
"Saya pikir harga minyak akan menjadi bergelombang untuk enam bulan ke depan, kemudian akan mulai terlihat bergerak naik pada sebagian besar basis konstan."
Pasar saham telah meningkat di tengah optimisme tentang pemulihan ekonomi, dinyatakan dalam bagian naiknya permintaan untuk bahan baku termasuk minyak mentah.
Beberapa analis memperkirakan permintaan akan naik sekalipun dengan resesi tetap berlangsung di Amerika Serikat dan negara-negara kaya lainnya.
"Musim perjalanan sedang tiba di Amerika dan permintaan untuk gas kemungkinan naik. Ekonomi China tidak tampak melambat sebanyak yang diproyeksikan. Hal itu perlu untuk minyak agar tidak terlalu banyak turun," kata Douglas McIntyre dari 24/7 Wall Street.
"Selanjutnya, jika digabung dengan pelambatan produksi global, kebutuhan bahan bakar fosil akan menjaga harga tinggi tanpa banyak tambahan bantuan," kata dia.
"Kebijakan konvensional adalah minyak tidak dapat naik. Seluruh indikasi di pasar akan menjaga itu bergerak naik," kata McIntyre.
Harga minyak juga meningkat karena kerusuhan di wilayah penghasil minyak Delta Niger, yang mengurangi produksi harian Nigeria menjadi 1,76 juta barel dibandingkan dengan 2,6 juta barel pada Januari 2006.
Militer Nigeria kepada pers Selasa berjanji, untuk menyerang pemberontak Delta Niger yang pada pekan lalu memperbaharui serangan kejam mereka pada industri minyak dan gas multi miliaran dolar negara itu.
Angkatan bersenjata Nigeria telah meluncurkan sebuah operasi milter pada Jumat, di kawasan produksi minyak dan membebaskan 13 sandera, termasuk sembilan pelaut Filipina yang ditahan kelompok militan.
Empat orang Ukraina dari 22 orang yang disandera dari sebuah kapal ikan juga telah diselamatkan, sementara dua kamp operasi pemberontak telah dihancurkan serta senjata dan amunisinya disita oleh angkatan darat.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009