Jakarta (ANTARA) - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa yang berada di lingkungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila menyerahkan bantuan berupa bahan makanan dan obat-obatan kepada 19 anggota jemaah tabligh asal Indonesia yang saat ini mengungsi di Masjid Golden Mosque di Filipina.
"Bantuan bahan makanan ini merupakan tahap kedua (yang diserahkan ke jemaah tabligh, red) setelah pada akhir Maret 2020, KBRI Manila juga menyerahkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan," kata Pejabat bidang Penerangan, Hubungan Masyarakat, dan Media KBRI Manila, Agus Buana lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan bantuan tahap kedua itu berasal dari komunitas pengajian DKM At-Taqwa.
"Infaq (pemberian, red) bahan makanan dan obat-obatan dari jemaah pengajian masjid dan kelompok pengajian ibu-ibu di Manila," terang dia.
Agus menjelaskan 19 jemaah tabligh asal Indonesia yang berada di Manila saat ini dalam kondisi sehat.
"Seluruh WNI (warga negara Indonesia, red) jemaah tabligh tersebut saat ini dalam keadaan sehat dan sedang menunggu jadwal penerbangan kembali ke Tanah Air," jelas Agus.
Setidaknya ada 30 jemaah tabligh asal Indonesia yang berada di Filipina. Dari jumlah itu, 19 di antaranya berada di Manila dan 11 lainnya ada di Davao.
Rombongan anggota jemaah tabligh itu belum dapat dipulangkan ke Tanah Air, karena Pemerintah Filipina menetapkan aturan karantina wilayah di Luzon, yang mencakup kawasan ibu kota negara di Manila.
"(Jadwal kepulangan) akan direncanakan setelah berakhirnya ECQ (perpanjangan karantina komunitas, red) di Filipina pada awal Mei 2020," terang Agus.
Kementerian Luar Negeri RI saat sesi jumpa pers di Jakarta, Kamis (9/4) menyampaikan ada sekitar 984 jemaah tabligh asal Indonesia yang tersebar di sembilan negara, di antaranya India, Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan Nepal, di tengah pandemi COVID-19.
Dari jumlah itu, sekitar 161 orang dilaporkan ada di Bangldesh, 13 anggota di Nepal, dan 77 orang di Pakistan. Pihak kementerian menyatakan pihaknya sampai saat ini masih berupaya mendata jumlah dan persebaran jemaah tabligh asal Indonesia di luar negeri.
"Kesulitan kita, anggota jemaah tabligh ini tidak melapor ke perwakilan, jadi mencoba berbagai macam simpul dari jemaah tabligh dan berkoordinasi dengan kantor markas besar yang ada di Kebon Jeruk untuk melakukan pendataan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha saat sesi jumpa pers, Kamis (9/4).
Baca juga: Manila dikunci, KBRI lakukan langkah preventif
Baca juga: Manila diisolasi, KBRI sebut stok logistik untuk WNI aman
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020