Jakarta (ANTARA News) - Buku belum dapat dijadikan alat marketing politik untuk mengenalkan figur dalam pemilihan presiden 2009.
Demikian hasil diskusi buku "Harus Bisa! Seni Memimpin ala SBY" karya Dino Patti Djalal dan "Hanya Dengan Kerja Keras" karya Budi Kusuma dan Hardy R Hermawan di Jakarta, Selasa.
Salah satu pembicara dalam diskusi tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Firmanzah mengatakan, di Jakarta, Rabu, media buku masih sangat berbeda dengan di Amerika yang sudah dapat dijadikan alat marketing politik.
"Ini karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mampu membeli barang kebutuhan pokok," ujarnya.
Ia menambahkan karenanya efektivitas buku di Indonesia masih rendah sebagai alat marketing politik namun tradisi menulis buku harus dikembangkan para calon pemimpin
Diskusi ini juga dihadiri oleh Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal, Peneliti LIPI Ikrar Nusa Bakti, Budi Kusuma dan moderator Elprisdat.
Buku ini menceritakan tentang gaya kepempimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) dalam menghadapi krisis, mengapresiasi ide dan melaksanakan inovasi dalam pengambilan keputusan.
Dino Patti Djalal sebagai penulis buku mengatakan bahwa buku ini bukanlah bercerita mengenai ketokohan masing-masing namun untuk memberikan penggambaran bagaimana tentang kecermatan dalam memberikan respon terhadap suatu masalah.
"Buku ini dibuat untuk menumbuhkan energi positif agar mampu berbuat yang lebih baik, dan meniadakan budaya sinis," ujarnya.
Ikrar Nusa Bakti juga menambahkan kedua buku ini bila digabungkan akan menjadi sesuatu yang positif karena keduanya bisa saling mengisi.
"Buku pak JK penuh makna ekonomis karena beliau sederhana dalam berpikir dan kaya tindakan sedangkan buku SBY penuh dengan pendidikan filosofis yang patrenalistik," ujarnya.
Diskusi Buku ini diselenggarakan oleh National Press Club of Indonesia (NPCI) bekerjasama dengan Klub Buku dan Film SCTV dan dihadiri oleh tamu undangan serta rekan-rekan jurnalis dari media.(*)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009