Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat surplus sebesar 4 miliar dolar AS pada neraca pembayaran Indonesia kuartal I 2009.
"Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2009 mengalami perbaikan signifikan dengan mencatat surplus sekitar 4 miliar dolar AS, setelah mengalami tekanan defisit cukup besar pada triwulan IV 2008," demikian laporan BI terkait perkembangan neraca pembayaran Indonesia yang diterima ANTARA, Selasa.
BI mencatat, perbaikan itu terjadi baik pada transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan pada triwulan I 2009 mencatat surplus sekitar 1,8 miliar dolar AS atau meningkat pesat dibandingkan triwulan IV 2008 yang mengalami defisit 0,7 miliar dolar AS.
"Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut ditopang oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas, serta menyusutnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca jasa. Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas terjadi karena impor nonmigas menurun lebih tajam daripada ekspor nonmigas," kata BI
BI menambahkan,sedangkan ekspor non migas masih ditopang oleh harga beberapa komoditas ekspor yang mulai meningkat dan masih cukup kuatnya permintaan tembaga dan batubara di beberapa negara Asia, meski ekspor nonmigas pada triwulan I 2009 menurun namun laju penurunannya dari bulan ke bulan cenderung melambat.
"Penurunan impor, dalam hal ini impor minyak, juga berada di balik menyusutnya defisit neraca perdagangan minyak," kata BI.
Penurunan impor minyak mengikuti perkembangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang berkurang cukup tajam akibat melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dan berlanjutnya implementasi program konversi BBM ke gas dan batubara.
"Seiring dengan tajamnya penurunan impor, pengeluaran jasa transportasi juga berkurang sehingga berdampak pada menyusutnya defisit neraca jasa," kata BI
Pada transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2009 mencatat surplus sekitar 2,4 miliar dolar AS meningkat dibandingkan triwulan IV 2008 yang mengalami defisit 4,1 miliar dolar AS.
"Perbaikan kinerja transaksi modal dan finansial ini bersumber dari surplus pada transaksi investasi langsung dan transaksi investasi portofolio," kata BI
BI menambahkan, transaksi investasi langsung mencatat kenaikan surplus dibandingkan triwulan sebelumnya dengan sumbangan terbesar berasal dari kenaikan investasi di sektor migas dan transaksi akuisisi di sektor telekomunikasi. Sementara itu, surplus transaksi investasi portofolio sebagian besar berasal dari hasil penerbitan obligasi pemerintah berdenominasi valas.
"Transaksi investasi portofolio di luar penerbitan obligasi valas pemerintah masih mencatat net outflows namun lebih kecil daripada yang terjadi pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini didukung oleh mulai pulihnya minat investor asing untuk membeli sekuritas berdenominasi rupiah, khususnya SBI, SUN, dan saham, sejak Maret 2009," kata BI.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009