Jakarta (ANTARA News) - Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai wakaf uang mengakibatkan rendahnya pengembangan potensi wakaf di Indonesia.

Ketua Badan Wakaf Indonesia Tholhah Hasan di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa selama ini masyarakat hanya mengetahui wakaf berbentuk tanah ataupun masjid.

"Masyarakat masih berpikir konvensional, dan lebih sering mewakafkan hartanya dalam bentuk tanah. Padahal wakaf dalam bentuk uang lebih potensial," kata mantan Menteri Agama pada Kabinet Persatuan Nasional periode 1999-2001 tersebut.

Karena itu , Badan Wakaf Indonesia dan lima bank syariah yaitu BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Muamalat, Bank Mega Syariah, dan Bank DKI Syariah berencana menjalin kerja sama pengembangan wakaf uang guna meningkatkan potensi wakaf itu untuk masyarakat banyak.

"Kerja sama yang akan dilaunching (diluncurkan, red) pertengahan Juni itu nantinya akan memudahkan kelancaran tugas BWI dalam menerima wakaf masyarakat dalam bentuk uang dengan bantuan jaringan perbankan nasional," katanya.

Ia menjelaskan, dengan masyarakat menyerahkan wakaf dalam bentuk uang melalui Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU) maka diharapkan mampu mengembangkan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat dari dana yang terkumpul, seperti pembangunan rumah sakit dan perumahan.

"Rencana tahun ini kami akan membangun 10 rumah sakit umum dari dana wakaf yang terkumpul, salah satunya sudah hampir selesai di Serang, Banten," katanya.

Sementara itu, Direktur UKM dan Syariah Bank BNI, Achmad Baiquni menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan bersama BWI.

"Dengan kerja sama ini kami optimistis akan kemajuan sosialisasi wakaf uang kepada masyarakat yang bermanfaat untuk seluruh umat," katanya.

Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula sertifikat wakaf uang dari Direktur Syariah Bank BNI Syariah, Achmad Baiquni kepada Ketua BWI Tholhah Hasan sebagai simbol kesiapan LKSPWU menerima dana wakaf masyarakat mulai pertengahan bulan Juni nanti. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009