Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, menguat mendekati Rp10.300 per dolar AS karena aksi beli makin kuat setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meminta pemerintah untuk kerjasama valuta asing dengan Amerika Serikat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik menjadi Rp10.320-Rp10.330 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.410-Rp10.425 atau naik 90 poin.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta mengatakan pelaku pasar makin optimis dan aktif membeli rupiah karena adanya perjanjian kerjasama bidang valuta asing antara Indonesia dan Amerika Serikat (bank Sentral AS/The Fed) untuk menjaga stabilitas rupiah di pasar.

Dengan adanya perjanjian kerjasama itu maka jika ada permintaan nasabah terhadap dolar AS, kebutuhan dolar akan dapat dipenuhi, katanya.

Permintaan dolar, menurut dia, biasanya muncul dari BUMN seperti Pertamina dan PLN untuk membayar utang yang jatuh tempo.

Dengan adanya perjanjian kerjasama itu maka tekanan pasar yang negatif terhadap rupiah juga akan dapat diatasi dengan baik, ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah akan makin menguat dan diperkirakan dalam beberapa bulan ke depan akan bisa mencapai angka Rp10.000 per dolar.

"Kami optimis rupiah akan terus menguat karena sentimen positif pasar akan terus berlangsung dengan baik," katanya.

Menurut dia, makin menguatnya menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia semakin baik, terlihat dari sejumlah indikator seperti laju inflasi bulan ini diperkirakan akan berada di bawah lima persen.

Selain itu aktifnya pelaku asing bermain di pasar saham juga menunjukkan Indonesia masih merupakan pasar potensial untuk digarap lebih baik.

"Kami optimis rupiah akan semakin menggeliat dan akan bisa berada di bawah Rp10.000 per dolar apabila kondisi positif tetap berlangsung," ucapnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009