Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mentah naik di atas 59 dolar AS di perdagangan Asia, Selasa, di tengah harapan untuk pemulihan yang relatif cepat di ekonomi AS dan eskalasi kerusuhan di produsen minyak mentah terkemuka Afrika, Nigeria.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juni, membalikkan penurunan awal dan diperdagangkan menguat 62 sen pada 59,65 dolar AS per barel pada perdagangan siang, demikian dikutip dari AFP.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli naik 67 sen menjadi 59,14 dolar AS.

Saham-saham AS melonjak pada Senin, setelah laba dari peritel perlengkapan perbaikan rumah Lowe`s lebih baik dari perkiraan, membantu memperkuat kembali harapan untuk sebuah pemulihan di Amerika Serikat.

Ekonomi AS yang kuat adalah mesin utama pertumbuhan untuk dunia, karena AS merupakan pasar ekspor utama untuk banyak negara.

"Minyak diperkirakan tetap ulet di tengah pasokan minyak yang menjengkelkan, karena berlanjutnya fokus terhadap prospek pemulihan ekonomi dan meningkatnya risiko dari inflasi harga komoditas," kata Phil Flynn dari Alaron Trading.

Sebuah "rebound" (berbalik naik) dari penurunan global akan memicu permintaan minyak dan mengangkat harga minyak.

Harga minyak juga dipicu oleh meningkatnya kerusuhan di eksportir minyak Nigeria, dimana kelompok bersenjata utama negara itu mengatakan bermaksud memblokade jalur utama pengapalan dalam upaya meningkatkan kerusakan lebih lanjut pada industri energi.

Militer Nigeria telah memperingatkan perusahaan-perusahaan minyak untuk mengabaikan ancaman tersebut.

"Tentu pasar dirasakan lebih `bullish` (bergairah) jika bereaksi terhadap situasi di Afrika Utara itu," kata Mark Pervan, analis komoditas senior ANZ Bank di Melbourne.

Kerusuhan di kawasan penghasil minyak Delta Niger telah memangkas produksi harian minyak mentah Nigeria menjadi 1,76 juta barel per hari dibandingkan dengan 2,6 juta barel pada Januari 2006.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009