Jakarta (ANTARA) - Informasi mengenai kurangnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan yang saat ini berada di garda terdepan menangani masyarakat di seluruh Indonesia yang terpapar COVID-19 banyak diberitakan media massa.
Tenaga kesehatan hanya memakai jas hujan saat berada di rumah sakit (RS), puskesmas, klinik menjadi pemandangan yang sehari-hari menghiasi media massa, baik umum maupun media sosial.
Suasana memprihatinkan itu, meski hal itu adalah kenyataan yang ada, pada sisi lainnya juga menggerakkan hati-hati manusia untuk membantu dengan bersama-sama bergandengan tangan dengan upaya masing-masing.
Kalau dirunut, mulai unsur pemerintah, Badan Usaha Miliki Negara (BUMN), lembaga swadaya masyarakat (LSM), perusahaan swasta, komunitas, bahkan hingga perorangan pun hingga saat ini pun masih terus menggalang bantuan bagi pengadaan APD bagi tenaga kesehatan tersebut.
Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas terkait laporan Gugus Tugas COVID-19 melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta pada akhir Maret 2020 mengakui kian terbatasnya persediaan APD bagi tenaga kesehatan.
"Berdasarkan laporan yang saya terima saat ini stok APD makin terbatas. Dan perhitungan menunjukkan bahwa kita membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei," kata Presiden.
Karena itu, saat memimpin rapat terbatas laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin (6/4), Kepala Negara memberikan arahan agar pemerintah pusat dan daerah harus sejalan baik dalam komunikasi, koordinasi, maupun dalam pendistribusian alat-alat kesehatan dan APD guna mencegah penyebaran wabah COVID-19.
Atas kondisi tersebut, Presiden meminta percepatan pengadaan APD untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang menangani pasien covid-19 dengan penekanan APD itu menggunakan produk buatan dalam negeri.
Dalam kaitan itu, guna mendukung dan melancarkan proses produksi APD di dalam negeri, Presiden juga meminta agar proses impor bahan baku APD dimudahkan.
Khusus pengadaan alat bantu pernapasan (ventilator), Presiden juga meminta agar dapat bisa diproduksi di dalam negeri juga.
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 ajak warga berbagi masker kain
Baca juga: ACT Sumsel salurkan bantuan pangan masyarakat terdampak COVID-19
Kerja sama swasta
Sehubungan dengan kerja bersama seluruh elemen bangsa dalam menghadapi wabah COVID-19, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengharapkan kerja sama antara BUMN dengan pihak swasta dapat terus terjalin dengan baik, bahkan setelah pandemi COVID-19.
"Saya harapkan nanti setelah corona, yang business to business (B2B) tetap jalan," katanya usai menerima sumbangan bantuan penanganan COVID-19 dari sejumlah pengusaha di Jakarta, Selasa (7/4).
Saat ini, kata dia, pemerintah dan swasta terus bergotong-royong untuk melawan COVID-19.
"Saat ini penting kita sama-sama bekerja, bukan ego sektoral. Untuk logistik, teman-teman kementerian lain, ataupun swasta, ataupun negara-negara lain yang ingin membantu Indonesia tentu kita sudah siapkan pesawat Garuda dan sudah beberapa kali terbang ke beberapa negara," katanya.
Menyambut harapan Menteri BUMN itu, salah satu pihak swasta yang menyambutnya adalah PT Savoria Kreasi Rasa, pemilik produk Yuzu Isotonic, yang melalui kampanye #YUZUBerbagi memberi bantuan APD kepada sejumlah rumah sakit dan tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta hingga Bekasi.
Menurut Head of Brand Portfolio YUZU Indonesia Ryne Anggia Prawesti pihaknya menyasar RS di Jakarta dan Bekasi karena daerah-daerah tersebut merupakan wilayah terdampak paling parah wabah COVID-19.
"Kami menyumbangkan sebanyak 10.000 masker medis untuk para tenaga medis serta pasien rumah sakit," katanya.
Sejumlah RS itu di antaranya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUD Pasar Rebo dan RS Menteng di Jakarta.
Kemudian, juga dalam bentuk donasi kepada 10 tempat lain, yaitu RS Pelabuhan Jakarta, Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI), RS Griya Puspa Persahabatan, RSPI Sulianto Saroso, Departemen Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran UI, posko tenaga kesehatan di The Media Hotel, RS PGI Cikini, RS Ananda, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat, dan RS Fatmawati.
Tak hanya itu, kata dia, pihaknya juga membantu total sebanyak 120.000 botol Yuzu Isotonic, yang mengandung ekstrak buah Yuzu asli dari Jepang, yang memiliki kandungan vitamin C tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan buah lemon biasa.
Kandungan vitamin itu penting untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh sehingga dapat membantu para tenaga kesehatan untuk menyelamatkan masyarakat sebagai garda depan yang berjuang pada masa pandemi virus COVID-19 saat ini.
"Kami berharap bisa memberikan manfaat positif bagi para tenaga medis untuk menjaga daya tahan tubuh dengan cara memenuhi kebutuhan ion tubuhnya karena tugas berat mereka," kata Ryne Anggia Prawesti.
Selain memberikan bantuan, melalui #YUZUBerbagi juga melakukan upaya edukasi bagi masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh dan menghindari terpapar virus COVID-19 dengan menggandeng brand ambassador Yuzu Isotonic yaitu pebulutangkis Kevin Sanjaya Sukamuljo serta pasangan ganda putra berjuluk "The Daddies" Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.
Kevin Sanjaya Sukamuljo berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon saat ini berstatus sebagai ganda putra nomor satu dunia, sementara pasangan "The Daddies" merupakan ganda putra peringkat kedua dunia.
Ketiga pebulu tangkis andalan Indonesia untuk mengajak masyarakat berbagi cerita kebaikan di media sosial. Mereka mengajak pengikut mereka di Instagram untuk membagikan cerita positif di tengah kondisi sulit saat ini.
Dengan berbagi cerita positif masyarakat akhirnya tergerak dan turut menyumbang masker untuk para tenaga medis, dan hal ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi masyarakat agar tetap sehat dan bugar.
Respons lainnya juga ditunjukkan swasta lainnya, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (HeidelbergCement Group) dari industri semen, yang berpartisipasi dengan membantu upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 melalui penyaluran disinfektan untuk desa-desa mitra.
Corporate Social Responsibility and Security Division Manager Indocement Sahat Panggabean menjelaskan bahwa dari tiga pabriknya yang ada di Citeureup, Kabupaten Bogor dan Palimanan-Kabupaten Cirebon di Jawa Barat serta di Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan ada puluhan desa mitra yang dibantu untuk upaya pencegahan virus COVID-19.
"Kami menyalurkan bantuan dalam bentuk mesin penyemprot (sprayer) disinfektan, cairan disinfektan, unit tempat cuci tangan, dan sabun cuci tangan," katanya.
Dukungan Indocement juga dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi bersama Dinas Kesehatan di daerah setempat pada tiga unit pabriknya dengan materi mengenai bahaya COVID-19 sejak awal Februari 2020.
Khusus untuk pabrik terbesar di Citeureup, sosialisasi dilaksanakan di 16 lokasi yang tersebar di 12 desa mitra Indocement dengan total peserta sebanyak 1.320 orang, terdiri atas warga dan juga bagi kader kesehatan di pos pelayanan terpadu (posyandu).
Sedangkan di Palimanan, Cirebon, selain disinfektan dengan peralatan pendukungnya, juga diberikan bantuan APD seperti kacamata, sepatu boot, rain coat/body plastic serta masker untuk melakukan penyemprotan disinfektan.
Baca juga: MPR gagas Gerakan Empat Pilar Berbagi Pulsa buat ojek daring
Baca juga: Ormas lintas agama ajak berbagi untuk masyarakat terdampak COVID-19
Siap menyerap
Sehubungan dengan harapan Presiden Joko Widodo mengenai ventilator agar bisa diproduksi di dalam negeri, Menteri BUMN Erick Tohir menyatakan siap menyerap alat bantu pernapasan atau ventilator produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Ia mengatakan bahwa RS milik pemerintah akan menjadi prioritas penerima ventilator lokal, yang harus dibuat sesuai standar kesehatan.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza pun mengharapkan dalam dua pekan ke depan ada tiga industri yang bisa menghasilkan total 300 unit ventilator portabel yang dapat digunakan untuk penanganan COVID-19 di rumah sakit.
"Dalam waktu dua pekan ke depan kami harap ada tiga industri yang akan memroduksi masing-masing 100 unit. Jadi pada akhir April sudah ada 300 unit yang akan disampaikan ke Gugus Tugas Penanganan COVID-19 untuk disebarkan ke rumah sakit rujukan, ataupun rumah sakit darurat yang memerlukan," katanya.
Sedangkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (COVID-19) Doni Monardo juga menegaskan Indonesia akan memroduksi APD berbahan baku dalam negeri.
"Alhamdulillah berkat kerja sama dari sejumlah pihak, baik perguruan tinggi, Kementerian Kesehatan dan peneliti kita kemungkinan besar pada periode yang akan datang kita akan produksi APD dengan bahan baku lokal yang telah mendapat sertifikasi dari WHO sehingga ketergantungan kita untuk dapat bahan baku APD dari luar negeri bisa teratasi," katanya.
Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menyatakan bahwa APD bukan hanya masalah domestik Indonesia saja melainkan juga jadi masalah global karena di negara lain juga mengalaminya.
Ia menyebut data hingga saat ini, Gugus Tugas COVID-19 telah menerima sebanyak 570 ribu APD dan terdistribusi sebanyak 390 ribu APD ke seluruh daerah.
Adapun yang terakhir tiba pada Senin (6/4) sebanyak 105 ribu akan diprioritaskan untuk segera didistribusikan, terutama di RS yang terdampak.
Kini, dengan upaya saling bergandengan tangan semua komponen bangsa agaknya beban berat menghadapi pandemi COVID-19 di Tanah Air, perlahan-lahan mulai bisa dikurangi.*
Baca juga: FPKS canangkan gerakan berbagi masker dan disinfektan gratis
Baca juga: Ikhtiar berbagi bersama di tengah pandemi COVID-19
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020