New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah di New York naik hingga menembus 59 dolar AS pada Senin waktu setempat, didorong harapan pemulihan ekonomi yang pesat di Amerika dan eskalasi kerusuhan di Nigeria, kata para pedagang.
Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, melompat 2,69 dolar AS dari harga penutupan Jumat, menjadi berakhir di sebuah level tertinggi enam bulan sebesar 59,03 dolar AS per barel.
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juli, bertambah 2,47 dolar AS menjadi berakhir pada 58,47 dolar AS per barel di London.
"Meskipun demikian, kami memiliki kekhawatiran tentang konsumen, di sana masih ada sebuah tingkat optimisme baik setelah baru-baru ini (Wall Street) "rally" (kenaikan panjang), bahwa ekonomi menghadapi kondisi lebih baik karena stimulus fiskal bekerja yang lebih lanjut akan mendorong upah dan ekonomi lokal," kata Patrick O`Hare dari Briefing.com.
Kenaikan harga minyak tandem dengan menguatnya saham AS yang dipicu oleh harapan untuk pemulihan ekonomi yang terpukul resesi.
Para analis mengatakan, salah satu pemicu kenaikan harga minyak pada Senin adalah eskalasi kerusuhan di Nigeria, karena kelompok bersenjata mengatakan akan memblokade jalur utama pengapalan.
Dalam tiga setengah tahun terakhir, Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) berada di balik serangkaian penculikan para staf dan serangan terhadap instalasi minyak.
Kerusuhan di kawasan itu telah mengurangi produksi minyak harian Nigeria menjadi 1,76 juta barel dibandingkan dengan 2,6 juta barel pada Januari 2006.
"Potensi gangguan produksi minyak Nigeria 1,8 juta barel per hari kemungkinan mendukung latar belakang kondisi harga minyak mentah" bergerak naik, kata analis Brenda Sullivan dari sebuah perusahaan pialang Sucden Financial Research di London.
Seorang juru bicara grup minyak Inggris-Belanda Shell mengatakan, perusahaan akan terus melindungi para pekerjanya di negara Afika tersebut.
"Kami akan terus memantau situasi keamanan dan telah mengambil tindakan untuk menjamin keamanan staf kami dan pekerja kontraktor untuk kami," kata Precious Okolobo kepada AFP.
Sebuah "rally" pekan lalu yang mengirimkan harga di atas 60 dolar AS terpangkas sesaat oleh indikasi bahwa resesi global masih jauh dari usai.
Ekonomi 16 negara zona euro mengalami rekor kontraksi 2,5 persen dalam tiga bulan pertama, setelah merosot 1,6 persen dalam kuartal terakhir 2008, badan Eurostat mengatakan pekan lalu.
Harga minyak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli tahun lalu, sebelum krisis global mencuat pada bulan-bulan terakhir 2008, yang mendorong ekonomi terperosok ke dalam resesi.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009