Dalam pernyataan tertulis dari Pusat Informasi PBB di Jakarta yang diterima Kamis, Guterres mengatakan bahwa pandemi COVID-19 merupakan salah satu tantangan terberat yang dihadapi dunia, dan pandemi tersebut merupakan krisis kemanusiaan yang memiliki konsekuensi kesehatan dan sosial-ekonomi yang parah.
“Organisasi Kesehatan Dunia, dengan ribuan stafnya, berada di garis depan, mendukung Negara-Negara Anggota (PBB) dan masyarakatnya, terutama orang-orang yang paling rentan,” kata Guterres.
Jajaran WHO, menurut dia, memberikan dukunganj bagi mereka yang termasuk dalam kategori masyarakat rentan dengan bimbingan, pelatihan, peralatan, dan layanan substansial yang menyelamatkan jiwa para penderita di saat mereka berjuang melawan virus tersebut.
“Menurut saya, Organisasi Kesehatan Dunia harus didukung, karena sangat penting bagi upaya dunia untuk memenangkan perang melawan COVID-19,” katanya.
Dia pun mengisahkan kesaksiannya terkait keberanian dan tekad staf WHO ketika ia mengunjungi Republik Demokratik Kongo tahun lalu, di mana mereka bekerja dalam kondisi genting di lokasi yang sangat berbahaya, dan bagaimana para penderita melawan virus ebola yang mematikan.
Penurunan jumlah kasus ebola merupakan keberhasilan besar bagi WHO, sehingga taka da kasus baru yang terdaftar dalam beberapa bulan, kata dia.
Lebih lanjut, mengatakan penyebaran virus corona membutuhkan respons yang berbeda karena belum pernah ada sebelumnya.
“Begitu kita membalik halaman terkait epidemi ini, harus ada waktu untuk melihat kembali dan memahami bagaimana penyakit seperti itu muncul dan menyebabkan pemusnahan begitu cepat di seluruh dunia, serta bagaimana semua yang terlibat bereaksi terhadap krisis tersebut,” paparnya.
Guterres mengatakan bahwa pelajaran yang dipetik akan sangat penting mengatasi tantangan yang sama secara efektif, karena bukan tak mungkin hal serupa dapat terjadi di masa-masa yang akan datang.
“Sekaranglah saatnya untuk bersatu, bagi komunitas internasional untuk bekerjasama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini yang konsekuensinya dapat menghancurkan,” ujar dia.
Baca juga: PBB sebut 10 persen PDB dunia perlu dialokasikan untuk COVID-19
Baca juga: PBB prediksi 5-25 juta lapangan kerja hilang akibat COVID-19
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020