"Betul, satu orang," kata Brigjen Musyafak saat dihubungi ANTARA, di Jakarta, Kamis.
Siswa ini merupakan satu dari sembilan siswa Setukpa yang dirawat di RS Polri Said Sukanto, Jakarta dan RS Bhayangkara Brimob, Depok, Jawa Barat.
Sementara Musyafak mengatakan kondisi kesehatan delapan siswa lainnya saat ini stabil. Delapan orang tersebut masih berada di RS untuk dirawat dan diisolasi.
"Stabil, sudah membaik," katanya.
Sembilan siswa Setukpa itu dirawat di Jakarta dan Depok karena awalnya mengeluh demam.
Di RS, sembilan siswa itu telah menjalani tes kesehatan termasuk pengambilan foto rontgen. Hasil tes kesehatan menunjukkan satu siswa dinyatakan positif demam berdarah dan perlu penanganan lebih lanjut.
Sembilan siswa tersebut termasuk ke dalam 300 siswa Setukpa yang mendapat hasil positif dalam rapid test COVID-19. Sementara sisanya yang tidak memiliki keluhan sakit, saat ini masih diisolasi selama 14 hari di Kompleks Setukpa Lemdiklat Polri, Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga: Presiden Jokowi larang mudik untuk ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN
Musyafak menambahkan, para siswa ini belum dapat dipastikan terinfeksi COVID-19. Namun demikian, prosedur isolasi tetap harus diberlakukan seperti layaknya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
"Sampai saat ini (para siswa yang diisolasi di Setukpa) masih stabil, setiap hari ditangani. Di isolasi di tempat yang berjauhan atau dalam ruangan sendiri-sendiri sehingga tidak seperti proses belajar mengajar yang kumpul-kumpul," katanya.
Setiap hari mereka berolah raga ringan dan diberikan suntikan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh para siswa tersebut. Gizi mereka pun diperhatikan.
Baca juga: Dokkes Polri prioritaskan beri vitamin anggota Polri di lapangan
Baca juga: Polri: 300 siswa Setukpa positif 'rapid test' belum tentu COVID-19
Baca juga: Kapusdokkes Polri minta warga Sukabumi tidak khawatir COVID-19
Baca juga: Pusdokkes Polri pantau perkembangan kesehatan 300 siswa Setukpa ODP
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020