Artinya kecenderungannya masih bisa menguat

Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat selama beberapa hari terakhir karena pasar percaya terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dan regulator dalam menangani COVID-19.

Confident terhadap langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah, Bank Indonesia, OJK, LPS baik penanganan masalah kesehatan maupun juga stimulus fiskal,” katanya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, rupiah pada awal perdagangan interbank dibuka Kamis pagi mencapai Rp16.200 per dolar AS dan bergerak menguat hingga Rp16.020 per dolar AS.

Perry yang saat itu langsung memantau juga memberikan perkembangan terakhir pukul 14.41 WIB, nilai tukar rupiah kembali menguat mencapai Rp15.930 per dolar AS.

Ia menyebut transaksi jual beli atau bid offer dalam perdagangan baik di broker dan interbank mencapai Rp15.920 per dolar AS.

Dengan perkembangan nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat itu, Perry semakin yakin rupiah akan menguat mengarah Rp15.000 per dolar AS hingga akhir tahun 2020.

Penyebabnya, lanjut dia, nilai tukar rupiah pada level saat ini jika diukur secara fundamental dari sisi inflasi yang terkendali, defisit transaksi berjalan, dan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, menunjukkan nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue.

“Artinya kecenderungannya masih bisa menguat,” katanya.

Baca juga: Legislator dorong BI perkuat stabilitas nilai tukar rupiah
Baca juga: Rupiah menguat namun masih rawan terkoreksi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020