Sejak belum adanya situasi COVID-19, keluhan para atlet terkait jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja memang sudah banyak
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tentang pentingnya memastikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan para atlet di tengah pandemi COVID-19.
"Sejak belum adanya situasi COVID-19, keluhan para atlet terkait jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja memang sudah banyak,” katanya melalui penjelasan yang disampaikan kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan sebagian besar atlet tidak dilindungi dengan asuransi kesehatan sehingga ketika cedera atau kecelakaan biaya pengobatannya tidak ditanggung.
Dikemukakannya bahwa sebagian kecil atlet hanya memiliki asuransi kematian, itu pun terbatas pada wilayah atau klub pembinaan yang bekerja sama secara khusus dengan BPJS Ketenagakerjaan.
"Juga banyak sekali atlet yang belum mendapat apresiasi yang layak untuk menunjang kehidupan mereka, utamanya pada cabang olahraga non-favorit," katanya.
Terlebih lagi, kata dia, pandemi COVID-19 yang membatasi hampir semua aktivitas di luar rumah semakin menyulitkan kehidupan para atlet karena mereka harus terus berlatih demi menjaga stamina dan keterampilan sementara harus mengikuti protokol kesehatan.
“Atlet semakin terbatas untuk bisa berlatih baik di klub atau di tempat pelatihan lain namun juga terhambat bila berlatih di rumah, misalnya saja karena keterbatasan fasilitas dan sekaligus bisa meningkatkan risiko cedera. Begitu pula soal asupan gizi, bisa jadi terganggu bila kondisi ekonomi para atlet juga terganggu dalam situasi wabah ini," katanya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan KONI daerah maupun induk organisasi cabang olahraga untuk seharusnya menyiapkan prosedur pembinaan dan perlindungan yang maksimal bagi para atlet setidaknya dalam tiga hal, yaitu asuransi bagi atlet, jaminan kesejahteraan serta laboratorium mini kesehatan di tempat-tempat pelatihan.
Laboratorium mini tersebut bertujuan untuk memastikan kesehatan atlet terpantau sekaligus mengikuti prosedur penjagaan diri saat pandemik COVID-19.
“Asuransi kesehatan ini harus ada karena resiko atlet cedera itu selalu ada. Apalagi dengan situasi pandemik COVID-19, ancaman bagi para atlet juga bertambah. Harus dipastikan ada perlindungan bagi para atlet terkait kesehatan mereka.”
Terkait jaminan kesejahteraan, Ledia meminta KONI atau induk cabang olahraga untuk bisa mendata atlet terutama yang kehidupannya terkena dampak COVID-19 untuk mendapat bantuan bagi diri mereka dan keluarganya.
“Agar mereka tetap bisa menjaga stamina mereka dan bisa tetap berlatih tanpa dibenturkan dengan situasi ekonomi keluarga yang serba kekurangan," katanya.
Sementara terkait laboratorium mini kesehatan, ia berharap laboratorium tersebut bisa segera disiapkan setidaknya di setiap kantor KONI daerah agar para atlet bisa dipantau kesehatannya secara rutin.
"Dan dilakukan langkah-langkah yang tepat apabila ada atlet yang mengalami gangguan kesehatan, baik hal itu terkait dengan COVID-19 atau tidak," demikian Ledia Hanifa Amaliah.
Baca juga: Atlet yang terisolasi selama pandemi hadapi risiko kesehatan mental
Baca juga: Atlet Sulsel jalankan pelatda mandiri terkait COVID-19
Baca juga: Olimpiade ditunda, PBSI pastikan tetap kirim atlet terbaik
Baca juga: DPR: Olahraga akan bangkitkan semangat masyarakat seusai pandemi
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020