Momentum untuk Menggelorakan Semangat One Man One Tree
Jakarta, 18/5 (ANTARA) - Tanggal 17 Juni dideklarasikan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia (The World Day to Combat Desertification and Drought). Pada tanggal tersebut, sidang umum PBB di Paris, memutuskan untuk mengadopsi konvensi UNCCD menjadi resolusi PBB No. A/RES/49/115 tahun 1994. United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) atau Konvensi PBB tentang Penanggulangan Degradasi Lahan merupakan salah satu konvensi yang dihasilkan dari KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, bulan Juni 1992. Konvensi lingkungan lainnya yang dihasilkan dari pertemuan tersebut adalah CBD (Konvensi Keanekaragaman Hayati) dan UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim).
PBB melihat bahwa masalah degradasi lahan ini merupakan masalah global. Degradasi lahan merupakan salah satu proses degradasi lingkungan yang paling berbahaya di dunia. PBB menghimbau agar setiap negara dapat memperingati tanggal 17 Juni tersebut dengan kegiatan yang mencerminkan perhatian terhadap masalah degradasi lahan. Tema peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan Sedunia untuk tahun 2009 ini adalah "Conserving Land and Water = Securing Our Common Future" atau "Melindungi Tanah dan Air berarti Menjaga Masa Depan Kita Bersama".
Kepedulian Indonesia terhadap masalah degradasi lahan secara global ditunjukkan dengan meratifikasi Konvensi PBB tentang Penanggulangan Degradasi Lahan atau United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) tersebut melalui Keppres No. 135 tahun 1998.
Sejalan dengan deklarasi PBB tentang Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia tersebut, tahun ini bangsa Indonesia bertekad untuk menanam sebanyak 230 juta batang pohon melalui program Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree). Gerakan One Man One Tree dicanangkan oleh Presiden RI pada acara pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional pada tanggal 28 Nopember 2008 di Cibinong. Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kepedulian semua pihak terhadap pentingnya penanaman dan pemeliharaan pohon yang berkelanjutan dalam mengurangi pemanasan global dan untuk mencapai pembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development Mechanism).
Upaya merehabilitasi hutan dan lahan kritis sesungguhnya telah lama dilakukan Departemen Kehutanan. Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini pada prinsipnya adalah memperbanyak pohon dan tanaman sehingga memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas berbahaya. Upaya keras Departemen Kehutanan melakukan penanaman pohon juga dilakukan secara besar-besaran untuk mempertahankan keutuhan ekosistem hutan. Departemen Kehutanan mengajak seluruh komponen bangsa melakukan kegiatan penanaman serentak secara nasional sejak tahun 2007.
Saat itu ditargetkan sebanyak 79 juta pohon dan terealisasi sebanyak 86,9 juta pohon. Tahun 2008 ditargetkan menanam 100 juta pohon namun terealisasi sebanyak 109 juta batang. Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon tahun 2007 sebanyak 10 juta batang, terealisasi 14,1 juta batang. Gerakan Perempuan Tanam dan Program Ketahanan Pangan (GPT-PKP) yang menargetkan penanaman pohon sebanyak 5.010.000 batang terealisasi sebanyak 5.083.467 batang pohon. Demikian juga kerjasama kemitraan dengan berbagai ormas keagamaan dalam penanaman pohon, telah menanam 700 juta batang pohon.
Selain program tersebut, Departemen Kehutanan juga telah berupaya menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan dan lahan dari 2,83 juta ha/tahun pada tahun 1999-2000 menjadi 1,08 juta ha/tahun pada tahun 2000-2006, menurunkan lahan yang terdegradasi atau kritis dari 59,3 juta ha sebelum tahun 2005 menjadi 30 juta ha setelah tahun 2005. Menurunkan tingkat pencurian kayu dan perdagangan kayu illegal dari 9.600 kasus pada akhir tahun 2004 menjadi 300 kasus pada akhir tahun 2008, serta mengendalikan tingkat kebakaran lahan dan hutan dengan menurunkan jumlah hotspot dari 121.622 titik pada tahun 2006, 27.247 titik tahun 2007 dan hingga 11 Nopember 2008 terpantau 17.020 titik. Dibandingkan tahun 2006 di propinsi rawan kebakaran, pada tahun 2007 terjadi penurunan hotspot sebesar 78% dan pada tahun 2008 terjadi penurunan hotspot sebesar 86%.
Isu degradasi lahan dan kekeringan merupakan tantangan global bagi masyarakat modern karena isu ini tak dapat ditangani hanya oleh usaha satu negara saja, apalagi hanya oleh satu sektor. Isu ini menjadi semakin mengglobal setelah perhatian terhadap perubahan iklim semakin meningkat. Dalam lingkup nasional, untuk memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Secara individu, keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus bersama-sama berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, ONE MAN ONE TREE!
Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan
Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009