Misalnya racun rumput (herbysida) merek roundup dan gramaxon, dimana untuk roundup saat ini menjadi Rp70.000/liter dari sebelumnya Rp65.000/liter, kata Bambang Irawan, pemilik toko Mas Bambang Pasar B Tugumulyo Musi Rawas, Minggu.
Sedangkan harga gramaxon dari harga Rp50.000/liter menjadi Rp60.000/liter.
"Harga ini naik sejak awal Mei lalu, harganya memang sudah naik dari distributornya," kata Bambang.
Harga obat jenis herbysida tersebut selalu berfluktuasi. Pada akhir 2008 lalu sempat menembus Rp90.000/liter atau Rp1,2 juta pergalon, namun memasuki musim tanam pada Januari 2009 turun menjadi Rp65.000/liter.
Akan tetapi kenaikan harga ini tidak terjadi pada jenis obat insektisida (racun serangga) yang memiliki dua sifat yaitu sistemik (kontak langsung serta kontak langsung kesasaran) dan non sistemik (tidak secara langsung diberikan kepada tanaman yang terserang.
Selain harga obat-obatan yang mengalami kenaikan, hal serupa juga terjadi pada jenis bibit tanaman pertanian seperti bibit kangkung menjadi Rp30.000/kg dari semula Rp25.000/Kg.
Kemudian bibit kacang panjang bungkusan juga naikn menjadi Rp20.000/ons dari sebelumnya Rp14.000/ons. Kenaikan harga bibit tersebut terhitung sejak awal Maret 2009 akibat pengaruh musim disejumlah daerah di Jawa yang juga produsen bibit-bibit tanaman tersebut.
"Omzet jelas berkurang ditambah lagi adanya krisis ekonomi saat ini, sementara petani Musi Rawas yang bergantung hasil karet dimana harga karet belum stabil membuat daya beli petani terhadap obat-obatan dan pupuk menjadi menurun,? jelasnya.
Kenaikan harga ini sebelumnya juga dikeluhkan petani di daerah ini, terutama saat musim tanam padi tiba.
"Saat memasuki musim tanam biasanya harga selalu naik, padahal saat itu petani membutuhkan banyak obat-obatan pertanian serta pupuk," terang Subagio (32), salah seorang petani Desa V Surodadi, Kecamatan Tugumulyo.
Dia berharap pemerintah daerah setempat dapat membantu petani dengan memberikan bantuan pupuk dan obat-obatan pertanian untuk meningkatkan produksi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009