Demikian informasi yang diperoleh Antara di Tokyo, Minggu dari pejabat KBRI Tokyo dan Konsulat Jenderal (KJRI) di Osaka.
Konsul Penerangan KJRI Osaka Masni Eriza mengatakan, pihaknya kini meningkatkan kewaspadaan dan memonitoring kondisi kesehatan warga Indonesia yang berada di wilayah Kansai, yaitu kawasan yang meliputi Osaka, Kobe dan Kyoto.
"Belum ada laporan mengenai warga Indonesia yang terinfeksi flu babi. Kami juga sudah meminta kelompok-kelompok masyarakat di wilayah Kansai secepatnya melaporkan jika menemukan warga Indonesia yang terkena," kata Masni lagi.
Kawasan Kansai kini berada dalam pemantauan serius pemerintah Jepang, menyusul merebaknya secara cepat flu babi di wilayah tersebut. Hingga kini tercatat 1.000 sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar hingga perguruan tinggi di kawasan itu terpaksa diliburkan selama seminggu terkait dengan kasus flu babi.
Sampai-sampai Festival Kobe yang menjadi kebanggaan kawasan Kansai terpaksa dibatalkan sehari menjelang pembukaannya yang berlangsung pada 16-17 Agustus 2009.
Jepang sendiri tercatat dalam data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dengan jumlah kasus flu babi yang mencapai 32 kasus, sementara di dalam negeri tercatat sudah mencapai angka 42 orang yang terinfeksi flu jenis baru tersebut.
Menurut Kyodo, dari jumlah domestik, tercatat sebagian besar atau 34 orang berada di wilayah Osaka dan Propinsi Hyogo (Kobe). WHO juga sudah menaikkan tingkat kewaspadaan dari level 5 ke level 6, yang meerupakan level tertinggi akan bahaya pandemik.
Di jalan-jalan kota di wilayah Kansai, warga kini terlihat banyak yang menggunakan penutup hidung (masker) guna mencegah penularan virus flu babi tersebut. namun hal itu belum terlihat di Tokyo.
Di jalan-jalan kota Tokyo, belum banyak warga yang mengenakan masker, hanya segelintir orang saja yang mengenakan alat pencegah itu. Kendati demikian mereka mengetahui kalau penyebaran yang cepat sedang terjadi di wilayah kansai.
Mengenai keberadaan warga Indonesia di kawasan Kanto (meliputi Tokyo,Yokohama dan kota lain disekitar Tokyo) KBRI Tokyo juga belum menerima laporan yang menyebutkan ada WNI yang terinfeksi.
"Belum ada warga kita yang terinfeksi, namun kewaspadaan betul-betul ditingkatkan. Sesama warga diminta saling mengingatkan untuk menjaga kesehatannya dengan sebaik mungkin,? kata Atase Pertanian KBRI Tokyo Dr. Pudjiatmoko, yang juga menjadi koordinator pemantauan perkembangan flu babi di Jepang.
Ia juga mengingatkan perlunya kerjasama segera antara negara maju dan berkembang di kawasan Asia mengingat penyebara flu babi sudah mulai menerpa benua Asia, baik dalam hal standarisasi pemeriksaan, prosedur karantina dan juga penyediaan obat-obatan.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009