Kolombo (ANTARA News/AFP) - Pasukan militer Sri Lanka telah menyelamatkan semua warga sipil yang dikuasai oleh pemberontak Macan Tamil, kata juru bicara militer, Brigadir Udaya Nanayakkara Ahad.
"Lebih dari 50.000 orang telah keluar dari daerah itu dalam tiga hari terakhir, dan dengan itu kami telah menyelamatkan semua penduduk sipil yang dijadikan tameng hidup oleh Macan Tamil," kata Nanayakkara.
Dia menambahkan, meskipun demikian, Macan Tamil masih menguasai suatu celah kecil hutan di pinggir pantai timur laut negara pulau tersebut.
Menurut laporan Reuters dari Kolombo, pemberontak Macan Tamil melancarkan serangan-serangan bunuh diri terhadap pasukan Sri Lanka dalam pertempuran Ahad, setelah Presiden Mahinda Rajapakse mengumumkan kemenangannya, atas pemberontak separatis terlama di Asia itu.
Rajapakse tiba di negaranya Ahad pagi, sehari setelah dia mengatakan, bahwa Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) telah dikalahkan secara militer dalam perang sipil selama 25 tahun. Namun, diakui bahwa pertempuran masih terjadi di timur laut negara pulau itu.
"Semua penduduk sipil dari Vellimullivaikal telah diselamatkan. Tentara masih berperang dengan LTTE. Lebih dari 50.000 warga sipil telah diselamatkan sejak Kamis," kata Nanayakkara.
Ia menjelaskan, tentara setidaknya menewaskan 70 pejuang Macan Tamil pada saat warga sipil berusaha menyeberangi danau Nanthikadal, di sisi barat medan pertempuran. Mereka berada di enam perahu.
Ledakan-ledakan masih mengguncang sisa-sisa daerah pemberontak, yang sekarang tinggal satu kilometer persegi, kata pihak militer.
"Ledakan serangan-serangan bunuh diri terus terjadi. Para kader pemberontak melakukan serangan bunuh diri dengan datang ke depan tentara di garis depan, dan kemudian meledakkan diri mereka," kata Nanayakkara.
Masing-masing pihak saling menuduh membunuh warga sipil.
Ketua Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Jumat mengatakan, dia mendukung suatu penyelidikan kejahatan perang dan pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan oleh kedua pihak.
Gelombang tekanan diplomatik menumpuk dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan PBB pekan lalu, yang terlambat untuk menghentikan pertempuran terakhir itu.
Staf Sekjen PBB Ban Ki-moon, Vijay Nambiar, akan bertemu dengan para pejabat pemerintah Minggu untuk berupaya menengahi perundingan terakhir, yang prospeknya tampak tak mungkin.
Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapakse, setiba dari kunjungan resmi ke Jordania, Ahad pagi, mencium tanah sesaat dia keluar dari pesawat.
Ia berikrar tidak ada kompromi bagi Macan Tamil.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009