"Berdasarkan observasi kami, terumbu karang rusak karena potas," kata aktivis Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Kepulauan Riau Amalla Reinita di Batam, Minggu.
Penggunaan potasium dalam menangkap ikan membahayakan potasium. PPLH, bersama tim Core Map, terus berupaya menyadarkan masyarakat agar tidak menggunakan bahan berbahaya itu.
Ia mengatakan potasium digunakan nelayan luar Kota Batam yang mencari ikan di perairan Kota Batam, di sekitar pulau-pulau pesisir di Kota Batam.
"Potasu=ium itu digunakan nelayan dari kabupaten lain di Kepulauan Riau. Mereka bukan berasal dari Batam," kata dia.
Menurut Mala, sebagian besar masayarakat Batam sadar bahaya potas. Ia juga mengatakan yakin nelayan Batam tidak menggunakan potas untuk melestarikan terumbu karang.
Ia mengatakan permintaan kepada pemerinta untuk memperhatikan dan mengawasi nelayan yang menggunakan potasium dalam mencari ikan. Karena Batam, berpotensi mengembangkan pariwisata bahari dengan kekayaan terumbu karang yang dimiliki.
Terumbu karang di perairan Batam, kata dia kaya ragam.
Namun, karena berada di Selat Malaka yang arus lalu lintasnya padat, maka air di sekitar terumbu keruh.
"Berbeda dengan taman terumbu karang di Indonesia timur, yang airnya sangat jernih, perairan di Kepri sangat keruh," kata dia.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009