Beijing (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan China mengkonfirmasi satu orang di Beijing menderita flu A/H1N1 atau flu babi dan kasus itu merupakan ketiga yang terjadi di China daratan.
"Satu orang di Beijing dikonfirmasi tertular flu H1N1 dan merupakan kasus ketiga di China daratan," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan China seperti dikutip Xinhua di Beijing, Minggu.
Kasus tersebut menimpa seorang wanita berusia 18 tahun yang belajar di sebuah universitas di New York, Ameriika Serikat, yang kasusunya telah dilaporkan oleh Kantor Manajemen Darurat Pemerintahan Kotamadya Beijing pada Sabtu petang.
Kondisi wanita itu saat ini stabil, dengan suhu badan normal, sebut kementrian itu.
Wanita tersebut, seorang warga asli Beijing, tiba di Beijing pada 11 Mei dengan menggunakan pesawat Continental Airlines C089 dan datang ke rumah dengan ditemani ibunya.
Tapi dia tidak keluar rumah menemui teman-temannya setelah tiba di rumah, menurut penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Dia merasa tidak nyaman dan fisiknya melemah pada petang hari pada 12 Mei dan memeriksakan sendiri kondisinya.
Selanjutnya dia pergi ke rumah sakit di Universitas Peking pada petang hari 14 Mei dan dia berikutnya merasakan gejala batuk, memiliki sedikit dahak, pusing, radang tenggorokan, persendian sakit dengan suhu tubuh mencapai 37,7 derajat celcius.
Awalnya dia didiagnosa sakit demam, ketika diperiksa lebih lanjut dan "diduga kena flu A/H1N1"," sebut kementrian.
Pasien selanjutnya dipindahkan ke Rumah Sakit Ditan Beijing pada pagi hari 15 Mei.
Pusat Pencegahan dan Pengawasan penaykit Menular Beijing (CDC) memeriksa lebih jauh hasil liur dari tenggorokannya dan menunjukkan yang bersangkutan "diduga positif" flu H/H1N1.
China CDC dan Akademi Ilmu Pengetahuan Medis China menguji contoh kembali pada hari berikutnya dan dikonfirmasi pasien itu tertular virus A/H1N1.
Seluruh orang yang sebelumnya secara berdekatan dengan pasien telah dilacak dan sesuai hasil observasi medis, tidak ada seorang pun yang merasakan sakit.
Menurut Biro Kesehatan Kotamadya Beijing, Liu, si pasien, hanya melakukan kontak dengan dua orang, satu ibunya dan satu orang lainnya supir taksi yang membawanya ke rumah sakit Universitas Peking.
"Baik si ibu maupun di supir taksi tidak ada yang menunjukkan gejala flu," kata Deng Ying, direktur CDC Beijing.
Kementerian Kesehatan telah melaporkan kasus ini kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan pihak terkait di Hong Kong, Makao, dan Taiwan.
Dua kasus pertama yang menimpa warga China daratan adalah Bao dan Lu, keduanya masing-masing merupakan pelajar di Amerika Serikat dan Kanada, dan sedang melakukan perjalanan pulang ke rumah dalam beberapa hari. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009