"Tentu kita berharap dengan adanya pilpres yang baik, seperti halnya pileg (Pemilu Legislatif) itu akan menimbulkan dampak positif terhadap konsumsi, jadi (konsumsi) masih maintenance (terjaga)," katanya di Fakultas Ekonomi UI, Depok, Sabtu.
Pada kuartal I 2009, Pemilu Legislatif yang diikuti 38 partai politik nasional dan enam partai politik lokal aceh telah mendorong konsumsi 5,8 persen (YoY, tahunan year on year) sehingga pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4 persen (YoY).
Pada kuartal II ini, tiga calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga setidaknya didukung sembilan partai politik yang meloloskan para kadernya ke Senayan sehingga belanja parpol tetap besar.
Ia menambahkan, selain pemilihan presiden, amunisi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II adalah belanja pemerintah.
Menurut dia, selain stimulus pembangunan untuk Departemen Pertanian dan Departemen Perdagangan senilai Rp900 miliar yang dibatalkan penyalurannya tahun ini, semua belanja pemerintah akan tetap jalan.
Untuk stimulus infrastruktur setidaknya Rp11,2 triliun tetap jalan, demikian pula belanja barang dan modal pemerintah yang telah dianggarkan sebesar Rp80-70 triliun diperkirakan juga akan mulai disalurkan.
"Stimulus kemarin, kecuali dua departemen yang belum, dia akan jalan. Kedua untuk kuartal II pengeluaran pemerintah yang lain non stimulus mulai pick up (diserap), jangan lupa bukan hanya Rp12,2 triliun (stimulus infrastruktur) itu saja, tapi ada Rp70-80 triliun belanja barang dan modal mulai akselerasi," katanya.
Ia menambahkan, dorongan lain berasal dari gaji ketigabelas untuk para pegawai negeri sipil yang biasanya dibayarkan Juli saat tahun ajaran baru anak sekolah yang biasanya menjadi faktor pendorong konsumsi.
"Faktor-faktor ini masih akan maintenance (menjaga) pertumbuhan di kuartal II, nanti di kuartal III dan kuartal IV," katanya.
Dia menambahkan, pada kuartal IV biasanya pertumbuhan ekonomi akan melambat dan ini merupakan pola tahunan yang sering terjadi pada perekonomian kuartal empat.
"Artinya kuartal IV selalu negatif dalam artian dalam semua siklus ekonomi dunia, semua negara punya kecenderungan kuartal IV adalah agak weak atau slowdown (melemah) sesuai dengan nature (bentuk) aktivitas ekonomi," katanya.
Srimulyani mengharapkan perekonomian dunia segera pulih sehingga mampu mendorong ekspor dan Sri melihat tanda-tanda ke arah pemulihan telah ada meski amat lemah dan rapuh.
"Tantangan ke depan ekspor dan itu memang kita lihat, kemarin kan minus sembilan persen masih dalam range yang kita perkirakan. Angka Maret sampai dengan Mei diperkirkan ekspor membaik, terutama didrive (didorong) oleh situasi regional," katanya.
Berdasarkan faktor-faktor positif yang ada, Sri optimistis pertumbuhan ekonomi tetap akan terjaga di mana pertumbuhan ekonomi berada pada 4 - 4,5 persen. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Untuk itu, suku bunga perbankan supaya diturunkan, karena bunga yang tinggi menyebabkan kesenjangan sosial yang semakin menganga....