Yogyakarta (ANTARA News) - Pemilu Presiden 2009 kecil kemungkinan akan berlangsung cukup dalam satu putaran meskipun hanya diikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Prediksi kami kecil kemungkinan Pemilu Presiden 2009 hanya akan berlangsung dalam satu putaran karena soliditas koalisi partai politik (parpol) pendukung masing-masing pasangan masih dipertanyakan," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana, MSi, Sabtu.

Dia mencontohkan pertanyaan solidaritas koalisi Parpol pendukung Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang diajukan Partai Demokrat dan didukung koalisi PKS, PAN, PPP dan PKB.

"Meskipun secara matematika jika dikalkulasi dukungan koalisi papol tersebut mencapi 50 persen lebih, namun belum tentu dalam Pemilu Presiden 2009 nanti akan dengan mudah memperoleh suara lebih dari 50 persen," katanya.

Ia mengatakan, prosentase jumlah suara koalisi sulit untuk ukuran formal karena dalam internal masing-masing parpol pendukung terjadi proses pembelahan sehingga tidak ada jaminan suara dalam Pemilu Legislatif juga akan utuh dalam Pemilu Presiden.

"Seperti terjadinya perpecahan di tubuh PAN maupun adanya tarik ulur di PKS dapat mengindikasikan bahwa suara pemilih mereka tidak akan bulat untuk Pemilu Presiden," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, antara keinginan dan pikiran elite masing-masing parpol pendukung koalisi belum tentu sama dengan harapan para pemilih.

"Bisa jadi koalisi tersebut hanya untuk kepentingan para elite parpol namun masyarakat pemilih tidak bisa menerimanya," katanya.

Ari mengatakan, jika nanti Pemilu Presiden 2009 sampai dua putaran maka ada kemungkinan koalisi besar yang mencetuskan kesepakatan parlemen akan bersatu lagi untuk mendukung satu pasangan yang lolos.

"Entah nanti pasangan mana yang lolos dalam putaran ke dua Pemilu Presiden 2009, maka besar kemungkinan mereka akan bergabung kembali untuk memenangkan calon mereka," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009